Sabtu, 20 Maret 2010

.: Tanaman Obat & Penyakit :.

AWAR-AWAR obat Herpes, Sakit kepala, Rematik.
ASAM obat Demam, Eksim, Nyeri Haid.
ALPOKAT obat Batu Ginjal, Sakit Perut dan Disentri.
ANTING-ANTING obat Disentri Amoeba, Dermatitis, Eksim, Koreng, Batuk, kucing, Pendarahan, Luka bakar, Disentri Basiler, Diare, muntah darah.
ANDONG obat Hemostatik, Antibengkak, Batuk Darah dan Haid terlalu banyak.
ALANG ALANG obat Infeksi Saluran Kemih dan Kencing, Mimisan, Kencing Darah, dan Muntah Darah.
ADAS obat Anti inflamasi, karminatif, diuretik, anti mikroba, Sembelit.
BAMBU TALI obat TBC Paru dan Batuk Darah serta sakit kerongkongan.
BUNGUR obat Kencing Manis.
BUNGA PUKUL EMPAT obat Radang Amandel, Radang Prostat.
BUNGA PAGODA obat Bisul, Koreng, Wasir Berdarah.
BRATAWALI obat Demam, Rematik, Gatal-gatal.
BIDARA UPAS obat Batuk, Radang Tenggorakan, Suara Parau, Difteri.
BESARAN obat Antipiretik; Antitusif; Diuretik; Anti flogestik; Analgesik, Hepatitis; Kurang Darah dan Tekanan Darah Tinggi, Radang Persendiaan dan Nyeri Pinggang.
BLUNTAS obat Keputihan, Nyeri Persendiaan/Nyeri Pinggang, Malaria.
BELIMBING WULUH obat Batuk, Sakit Tenggorokan; Sariawan, Kencing Manis.
BELIMBING MANIS obat Sakit lever, Koreng, Bisul, Malaria, Kanker, Kencing batu, Sakit pada sendi, Darah tinggi, Influenza, Sakit kepala kronis, Diabetes Melitus dan kolesterol.
BAYAM MERAH obat kurang darah.
BAYAM DURI obat Disentri, Keputihan, TBC, Sakit kerongkongan, Bisul, Wasir, Eksim (Dermatitis), Radang saluran pernapasan, Buang air kemih tidak lancar, Gusi luka berdarah, Demam.
BAYAM obat menguatkan hati.
BAWANG PUTIH obat cacing, Tekanan darah tinggi.
BAWANG MERAH obat Batuk, Kencing manis, Demam.
BARU CHINA obat Nyeri haid, Wasir, Rematik, Eksem.
BANGLE obat Sakit kuning, Demam, sakit kepala, Batuk berdahak, Perut nyeri, masuk angin, Sembelit, Cacingan, Rheumatism, Kegemukan, Kurang nafsu makan, Perut terasa penuh, kencang sehabis melahirkan.
BAKUNG obat Rematik, Radang kulit, Bisul dan Borok.
EKOR KUCING obat Muntah Darah, Disentri, Radang Usus, Cacingan, Kusta.
GENDOLA obat Radang Usus Buntu, Influenza, Berak Darah, Dada Terasa Panas Dan Sesak, Sembelit, Kencing Sedikit (Radang Kandung Kencing), Anyang-anyangen, Campak (Measles), Cacar Air, Putting Susu Pecah-Pecah, Pegal Linu, Rematik, Radang Selaput Mata (Conjungtivitis).
GINJE obat Tonika; Diuretik; Anti bengkak, Infeksi kulit.
GEMPUR BATU obat penghancur Batu Ginjal dan Batu Empedu.
GARUT anti Diare dan Anti Mencret.
GANYONG obat panas dalam dan radang saluran kencing.
GANDA RUSA obat memar, Sakit Kepala, Rematik.
INGGU obat Kejang, Demam, Ketombe.
ILER obat persalinan dan wasir.
JOMBANG obat Kanker dan Kaki Bengkak.
JERUK NIPIS obat Batuk, Demam, Nyeri Tenggorokan, Nyeri Haid.
JERUK KIKIT obat diare, batuk.
JATI BELANDA obat kegemukan, perut kembung.
JARONG obat pembersih darah (niafas), haid tidak teratur.
JARAK PAGAR obat Cacing keremi, Luka, Pencahar ringan.
JAMBU BIJI Obat Disentri, Mencret.
KUNYIT obat Luka dan kurap, Mencret, Nyeri haid, Sakit perut.
KUMIS KUCING obat Susah kencing, Batu ginjal, Kencing manis, Sakit pinggang.
KREMAH obat Peradangan perut, Mencegah uban.
KOMFREY
Obat Diabetes / Kencing Manis, Tekanan Darah Rendah, Kolesterol Tinggi, Pneumonia, Asthma, Gangguan Pencernakan Batu Ginjal / Kencing Darah, Gangguan Empedu. Tumor Dan Kanker, Ambeien Dan Pruritus Ani Diare, Anemi, Patah Tulang, Luka, Alergi Kulit, Kemandulan Wanita, Rematik, Pegal Linu.
KOLA Obat Penyegar badan, Migrain
KI SAAT obat keputihan, gelisah.
KI TAJAM obat Susah kencing, disentri, kencing manis.
KI TOLOD obat sakit gigi, asam, bronchitis, radang tenggorokan, luka, obat kanker, katarak.
KETEPENG obat kapalan, herpes, kurap dan panu.
KETAPANG pelancar ASI, pencahar atau urus-urus.
KESUMBA obat masuk angin, demam.
KEMUNING obat Haid tidak teratur, Menguruskan badan, Keputihan Reumatik.
KEMBANG TELENG obat Abses, bisul, Radang mata merah, Busung perut, pembesaran organ perut, Sakit Telinga, Menghilangkan dahak pada bronchitis kronis, Demam, Iritasi kandung kemih dan saluran kencing.
KEMBANG COKLAT obat gangguan fungsi hati, ayan/ epilepsi, kejang pada anak.
KEMBANG BUGANG obat DEMAM, WASIR, DIGIGIT ULAR, KENCING BATU, KENCING NANAH.
KEMANGI obat perut kembung.
KELOR obat obat Bengkak,Beri-beri, Sakit kepala dan Rematik.
KELADI TIKUS obat Koreng, Frambusia, Menetralisir Racun Narkoba, Kanker Payudara, Paru-Paru, Usus Besar, Rectum, Liver, Prostat, Ginjal, Leher Rahim, Tenggorokan, Tulang, Otak, Limpa, Leukemia, Empedu dan Pankreas.
KEJI BELING obat obat kencing kurang lancar, batu kandung kencing, batu kandung empedu, kencing manis, batu ginjal sembelit, wasir.
KECUBUNG obat Bengkak Kuping kopok, Sembelit, Reumatik, Terkilir.
KAYU ULES obat cacing, rematik.
KAYU RAPAT obat Mengecilkan rahim, Keputihan.
KAYU PUTIH obat Batuk, Demam, Nyeri haid, Nyeri sendi.
KAYU MANIS CINA Obat sakit lambung, diare, gangguan pencernakan, shock, demam, kaki tangan berkeringat. batuk karena paru-paru dingin, sesak napas, rematism, nyeri haid (dysmenorrhea), tidak datang haid (amenorrhea), tekanan darah tinggi, nyeri pada ujung jari (frost-bite), tumor dalam perut (tumor abdomen), demam, flu karena angin dingin, batuk sesak bengkak menahan cairan, bengkak karena jantung dan ginjal. sakit otot (rheumatism), nyeri haid, tidak datang haid. epilepsi.
KAYU MANIS obat mencret.
KATU obat demam, perlancar ASI.
KASINGSAT obat sakit kepala berulang, digigit ular, sulit buang air besar, dysentri, diare kronis, nyeri ulu hati, batuk, sesak napas, radang paru-paru, keputihan (flour albus), hepatitis.
KAPULAGA obat kejang perut, rematik, demam, panas, batuk, mencegah mual, bau badan, radang amandel, gangguan haid, kejang perut, obat kumur, influenza, radang lambung, sesak napas, badan lemah (sebagai tonikum).
MINDI KECIL obat cacing, kudis.
MIMBA obat Kencing Manis, Disentri, Diare, Malaria, Masuk Angin.
MENIRAN obat kejang, membersihkan hati, anti radang, anti demam, peluruh dahak, peluruh haid, penambah nafsu makan.
MENGKUDU obat amandel, limpa membesar, sariawan, hipertensi, sakit kuning, demam, masuk angin, infuenza, batuk, sakit perut, menghilangkan sisik pada kaki.
MAHKOTADEWA obat lemah syahwat, disentri, alergi, kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, sirosis hati dan lain-lain.
PEGAGAN obat infeksi batu saluran kencing, kencing keruh, susah kencing, pembengkakan hati, campak, bisul, mata merah atau bengkak,batuk darah, muntah darah, mimisan, batuk kering, darah tnggi, wasir, kracunan gelsemium, elegans, arsenic.
PULUTAN obat disentri, sakit perut, demam.
PULE PANDAK obat tekanan darah tinggi.

Kembali ke Daftar Isi

PULOSARI obat sariawan; mulas.
PRASMAN obat busung air, demam, sariawan usus.
PAPAYA obat obat cacing, haid yang disebabkan karena kecapaian, malaria, nyeri sendi.
PATIKAN KEBO obat batuk, bronkhitis, sakit tenggorokan.
PATIKAN CINA obat disentri basiler, dubur keluar.
PANDAN WANGI obat lemah syaraf.
PACING obat kontrasepsi, busung air, eksim.
PACAR AIR obat haid tidak teratur, kanker.
SRIGADING obat demam.
SOSOR BEBEK obat demam, luka.
SIRIH obat batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang, demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan, gusi bengkak, eksim, luka bakar, koreng (pyodermi), kurap kaki, bisul, mimisan, sakit mata, perdarahan gusi, mengurangi produksi asi, menghilangkan gatal.
SIDAGURI obat perut mulas, rhematik, asam urat tinggi, cacing kremi, sakit gigi, sengatan lebah, asma.
SERAI obat rematik, haid tidak teratur.
SENGGUGU obat tulang patah, luka terpukul, digigit ular, bisul, borok berair, rematik, perut busung, cacingan, asma, bronchitis, susah kencing, malaria.
SEMBUNG obat meningkatkan kinerja empedu, selesma, demam.
SEMBUKAN obat maag, perut kembung, herpes.
SEMANGGI obat batuk, asma.
SELEDRI obat asam urat, reumatik, tekanan darah tinggi.
SANGITAN obat badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri, rhematik, sakit pinggang, bengkak akibat terpukul, rubela, sakit kuning.
SAMBILOTO obat gatal-gatal, kudis, demam digigit serangga atau binatang berbisa, kencing manis, radang usus buntu, tifus, kaki bengkak.
SAMBUNG NYAWA obat maag, kena bisa ulat dan semut hitam, kolesterol tinggi, ambeien, lever, tumor, diabetes melitus. tekanan darah tinggi.
SAMBANG DARAH obat pendarahan.
SAGA obat batuk, sariawan, wasir.
TERATAI obat diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi dini. darah haid berlebihan, perdarahan sewaktu hamil, keluar cairan (lochia).
TUNJUNG obat kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; diabetes. tbc paru, menekan fungsi seksual.
TEMULAWAK obat anti sembelit, acnevulgaris, anti-inflamasi dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik, fungstatik dan bakteriostatik, membantu mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air seni.
TEMU PUTIH obat obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas.
TEMU HITAM obat encok (rimpangnya), kegemukan badan, cacing gelang/kremi, kudis, koreng, kurang segar sehabis nifas/haid.
TEMUGIRING obat cacingan, bau badan, kegemukan.
TEMPUYUNG obat batu saluran kencing dan batu empedu, radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), disentri, wasir, beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), pendengaran berkurang (tuli), rematik gout, memar, dan bisul, luka bakar.
TEMBELEKAN obat ekspektorat; diaforetik; antispasmodik; antipiretik; analgesik; hemostatik.
TAPAK LIMAN obat penurun panas, antibiotik, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun.
TAPAK DARA obat diabetes mellitus (sakit gula / kencing manis), hipertensi, leukemia, asma dan bronkhitis, demam, batu ginjal, anemia, bisul, borok, luka bakar.
TANDUK RUSA obat demam, radang rahim luar, haid tidak teratur, bisul, abses.
TAHI KOTOK obat infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (conjunctivitis), batuk seratus hari (pertussis), radang saluran nafas (bronchitis), sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada anak-anak.
VIOLCES obat gangguan syaraf.
VALERIANA obat obat demam, batuk, sariawan, mencret menahun, panas, penyakit cacing, perangsang nafsu kelamin, obat malaria pada anak-anak, hidung berdarah, sakit kuning, infeksi saluran kencing, cacar air, busung, absces, borok, gigitan ular dan gigitan serangga.

Kembali ke Daftar Isi

AWAR-AWAR
Nama latin: Ficus septicum Burm.b.
NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar(Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate).

NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol).

NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar
Deskripsi tanaman: Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 – 2 cm. Waktu berbunga Januari – Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.
Habitat: Tumbuh liar sebagai tanaman pengganggu pada dataran rendah sampai 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Flavonoid; Sterol; Khasiat: Sudorik; Diuretik; Emetik
Nama simplesia: Fici septicae Folium
Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in vitro, hasil pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli)
Resep tradisional:
Herpes, Sakit kepala, Rematik:
Daun awar-awar segar secukupnya; Air secukupnya, Dipipis sampai berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

ASAM
Nama latin: Tamarindus indica Linn
Nama daerah: Tangkal asam; Acem; Celagi
Deskripsi tanaman: Pohon menahun dan besar tingginya mencapai 15 m. Daunnya bersirip genap, setiap tahun antara bulan september – oktober daun-daun itu luruh berganti dengan baru. Bunganya berwarna kuning . Buahnya bentuk polong.
Habitat: Tanaman ini tumbuh liar di daerah-daerah pantai. Banyak juga yang di tanam orang di tepi-tepi jalan sebagai pohon perindang. Didataran rendah 1 – 300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daging buah; daun muda (sinom) ; kulit kayu.
Kandungan kimia: Buah mengandung vitamin A; zat gula; selulosa; asam-asam yang terikat oleh kalium; tartrat; gula invart; pektin.
Khasiat: Laksan; Analgesik; Diaforitik; Laksatif
Nama simplesia: Tamarindori Pulpa Cruda
Resep tradisional:
Demam: Asam 2 ruas ibu jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Eksem: Asam 1 ruas ibu jari; rimpang temulawak 4 keping; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 110 ml
Nyeri haid: Asam 1 ruas ibu jari; kunyit 1 jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

ALPOKAT
Nama latin: Persea gratissima Gaerin
Nama daerah: Apukat; Advocaat; Alpokat; Apuket
Deskripsi tanaman: Pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter, batang berkayu, dan bercabang-cabang. daun tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Perbungaan berbentuk malai, tumbuh di ujung ranting. Buah buni bentuk bulat telur, bentuk pita atau bentuk bulat. Warna buah hijau sampai ungu. Daging buah jika sudah masak berwarna kuning atau kkuning kehijauan. Akar termasuk akar tunggang
Habitat: Tumbuh pada daerah berikilim panas pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Minyak lemak; Lesitin; Fitosterin; Vitamin A,B,D dan vitamin E
Khasiat: Diuretik ; Anti bakteri
Nama simplesia: Perseae Folium
Resep tradisional:
Batu ginjal: Daun avokat segar 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore, tiap kali minum 100 l
Sakit perut dan Disentri: Daun avokat segar 5 g; Rimpang temu kunci segar 5 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Rasuk angin ½ g; Daun pegagan segar 6 g; Air 115 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

ANTING ANTING

Acalypha australis L.)
Famili: Euphorceae
Nama daerah: Anting-anting.
Inggris:
Cina: Tie Xian
Sifat Kimiawi: Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris.
Efek Farmakologis: Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan: seluruh tanaman segar atau kering.
Cara budidaya:
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung.
Resep tradisional:
1. Disentri Amoeba: Tanaman kering (seluruh batang) sekitar 30-60 gram direbus, air rebusan diminum 2 kali dan diulangi untuk 5-10 hari.
2. Dermatitis, Eksema, Koreng: Herba segar secukupnya direbus, air rebusannya untuk cuci kulit yang sakit.
3. Batuk, mimisan dan berak darah: Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
4. Obat untuk kucing: Akar biasa dipakai obat oleh kucing secara naluriah.
5. Pendarahan, Luka bakar: Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan kemudian ditempel ketempat yang sakit.
6. Disentri Basiler: Tanaman kering 30-60 gram, ditambah portulaka 30 gram, gula 30 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
7. Diare, muntah darah: Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.

Kembali ke Daftar Isi

ANDONG
Nama latin: Cordyline fruticosa (L)A.Cheval
Nama daerah: Endong; Kayu urip; Linjuwang; Jejuwang; Sabang; Daun ngasi
Deskripsi tanaman: Sering ditanam di kebun. Tumbuhan ini berupa pohon, tinggi dapat mencapai 5 meter. Batang keras, bekas dudukan daun tampak dengan jelas. Daun tunggal menempel pada batang, berwarna hijau tua, tepi daun rata. Perbungaan bentuk malai, tumbuh diketiak daun dengan tangkai bunga panjang. Buah buni, warna merah mengkilat. Akar serabut berwarna putih kotor
Habitat: Tumbuh liar di pagar atau di pekuburan sebagai tanaman hias, lazim di tanam pada dataran rendah sampai 1900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Steroida; Saponin; Polisakarida
Khasiat:
Hemostatik
Antibengkak

Nama simplesia: Cordylinae Folium
Resep tradisional:
Batuk darah dan Haid terlalu banyak:
Daun andong segar 5 helai; Air secukupnya, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipisan diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

ALANG ALANG
(Imperata cylindrica(L) Beauv.var.mayor(Nees) C.E.Hubb)
Famili: Gramineae atau Poaceae
Alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv.var.mayor ), Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm.
Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih.
Waktu berbunga: Januari – Desember. Daerah distribusi,
Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi.
Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang
Bagian yang digunakan untuk obat medis adalah akarnya. Kenyataannya, akarnya dapat digunakan untuk menurunkan temperatur, melancarkan urin, menghentikan pendarahan, dan sebagai obat untuk pendarahan pada hidung, memuntahkan darah, gonorea (kencing nanah), hepatitis, infeksi ginjal. Penelitian menemukan bahwa alang-alang mengandung mannitol, glukosa, asam malic, asam sitrat, coixol, arundoin, silindrin, fernerol, simiarenol, anemonin, esin, alkali, saponin, taninin, dan polifenol..

NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon)..

NAMA ASING: Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei. Cambodia: sbö’:w. Laos: hnha:z kh’a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or] tranh..

NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang
Efek Farmakologis: Rasa manis dan sifat sejuk, anti piretik (penurunan panas), diuretik (peluruh kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), masuk median paru-paru, lambung dan usus kecil.
Komposisi:
Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang terdiri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3’,4’,7-trihidroksi flavon, 2’,3’-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.
Bagian tanaman yang digunakan: Akar, rimpang (daun) dan bunga. dapat digunakan yang segar atau yang dikeringkan.
Cara budidaya:
Perbanyakan dengan rimpang atau akar tinggal. Tanaman ini sangat mudah tumbuh dan terdapat dimana-mana disekitar kita. Merupakan tumbuhan liar dan menjurus sebagai gulma. Tumbuh liar di pinggir jalan, di ladang dan di hutan. Tumbuhan ini termasuk terna menahun, tinggi dapat mencapai 180 cm. Batang padat, buku berambut jarang. Daun berbentuk pita, berwarna hijau, permukaan daun kasar. Perbungaan berupa bulir, warna putih, bunga yang terletak di bagian atas adalah bunga sempurna dan yang terletak di bawah adalah bunga mandul. Bunga mudah diterbangkan oleh angin.
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap..

EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati..

Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik

Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
Resep tradisional:
Infeksi Saluran Kemih dan Kencing Sedikit
Bila menderita infeksi pada saluran kemih, sebaiknya segera diperiksakan pada dokter. Ramuan ini dapat digunakan sebagai obat alternatif disamping pengobatan dari dokter.
Ramuan:
Rimpang Alang-alang 6 gram
Rimpang Kunci pepet 5 gram
Daun Kumis kucing 4 gram
Air 115 ml

Cara pembuatan: Diseduh, dibuat infus atau pil.
Cara pernakaian: Diminum 1 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.
Untuk yang berbentuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Mimisan, Kencing Darah, dan Muntah Darah.
Bila menderita kencing darah atau muntah darah, sebaiknya segera diperiksakan pada dokter. Ramuan ini dapat digunakan sebagai obat alternatif disamping pengobatan dari dokter.
Ramuan: Rimpang Alang-alang 6 gram
Daun sendok segar 6 gram
Daun Andong segar 2 helai
Air 110 ml.

Cara pembuatan:
Diseduh, dipipis, dibuat infus atau pil.
Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. (untuk infus). Untuk pipisan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum ¼ cangkir. Untuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Kembali ke Daftar Isi

ADAS
Nama latin: Foeniculum vulgare Mill
Nama daerah: Hades; adase; Fenkel; Fennel; Denggu-denggu; Papaato; Alas; Landi; Adhas; Cedas; Adeh; Manih; Wala wunga; Kumpasi; Paapang; Rempasu
Deskripsi tanaman: Terna, tinggi 0,5-3 meter, batang beralur, tumbuh tegak. daun berbagi menyirip, berseludang dengan warna putih. Perbungaan berbentuk payung dengan 6-40 gagang bunga, mahkota bunga berwarna kuning. Buah berusuk-rusuk sangat nyata, panjang 4-6 milimeter, warna hijau pada waktu muda dan keabu-abuan setelah tua.
Habitat: Tumbuh secara liar di daerah Tosari dan dibudidayakan di pegunungan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian 900 – 1.300 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: limonena; minyak lemak; stigmasterin; umbeliferona; gula; saponin; flavonoida; polifenol
Khasiat:
Anti inflamasi , karminatif , diuretik , anti mikroba
Resep tradisional:
Sembelit:
Adas 3 butir; Daun muda jambu biji 3 lembar; Kulit batang pulosari ½ jari; air 2 cangkir; Ramuan direbus hingga mendidih sampai diperoleh cairan 1 cangkir kemudian disaring, Bayi umur 3 bulan: sehari minum 5-7 kali, tiap kali 1 sendok teh; Bayi umur 6 bulan: sehari minum 3 kali, tiap kali 1 sendok makan; Anak umur 3 tahun: sehari minum 3 kali, tiap kali 2 sendok makan; Remaja: sehari minum 1 kali, tiap kali 1 cangkir
Batuk:
Adas 3 butir; Gula batu secukupnya; Air secukupnya; Daun sagamanis 7 lembar; Kulit batang pulosari 1 jari; Bawang merah 1 buah, Campuran ditambah air sedikit, lalu ditumbuk halus, kemudian dibungkus dengan daun pisang selanjutnya dikukus 15 menit, lalu diperas dengan kain bersih, Diminum sekaligus sebelum tidur
Sakit perut:
Adas 5 butir; Ketumbar 11 biji; Merica bolong 11 biji; Daun po’o segar 20 lembar; Air 2 cangkir; Kunyit ½ jari; Lempuyang wangi dibakar 1 biji; Temu kunci dibakar 3 biji; Temu kunci segar 3 biji; Kayu ules 1 biji, Campuran ditumbuk, kemudian dididihkan sampai memperoleh 1 cangkir, lalu disaring dengan kain bersih, Diminum sehari 2 kali.

Kembali ke Daftar Isi

BAMBU TALI
(asparagua cochinchinenesis (Lour.) Merr.)
Famili: Liliaceae
Daerah: Asparagus,
Asing: Christisdoorn.

Sifat Kimiawi: Saponin, aglycone, protosarsapogenin, asaparagine, glukose, fruktose, 5-methoxy-methylfurfural, beta-sitosterol.
Efek Farmakologis: Dalam pengobatan Cina dan tradisional lainnya disebutkan tanaman ini mempunyai sifat – Rasa manis, pahit, dingin. Masuk meridian paru-paru dan ginjal, menyuburkan Yin, membersihkan paru-paru dan menurunkan panas api, merangsang produksi cairan tubuh, anti toxic, anti neoplastik dan anti piretik.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi yang dikeringkan
Cara budidaya:
Menggunakan Umbi atau biji, pemeliharaan mudah cukup dengan menjaga kelembaban tanah serta pupuk dasar dan cukup sinar matahari. Sebagai tanaman obat maka tanaman ini tidak boleh disemprot dengan pestisida.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. TBC Paru dan Batuk Darah serta sakit kerongkongan: Umbi kering 6-12 gr direbus 1.5 gls air menjadi 1 gls, diminum hangat 2x sehari.

Kembali ke Daftar Isi

BUNGUR
Nama latin: Lagerstromeia speciosa Pers
Nama daerah: Bhungor; Wungur; Ketangi; Laban; Wungu
Deskripsi tanaman: Pohon, tinggi dapat mencapai 45 m, umumnya antara 25-30 meter, bercabang-cabang. Batang berwarna cokelat pucat sampai merah cokelat. Perbungaan berupa malai, berwarna ungu.
Habitat: Tumbuh di tanah gersang dan subur pada hutan atau tanaman pelindung tepi jalan pada dataran 1-900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Tanin; Alkaloid; Saponin; Terpena; Glukosa
Khasiat: Antidiare; Diuretik; Antidiabetik
Nama simplesia: Lagerstroemiae speciosae Cortex, Lagerstroemiae speciosae Folium
Resep tradisional:
Kencing manis:
Daun bungur segar 8 g; Biji kacang hijau 9 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

BUNGA PUKUL EMPAT
Nama latin: Mirabilis jalapa L
Nama daerah: Kembang pagi sore; Bunga tete apa; Lorelaka; Bodoko sina; Turaga; Bele de nuit
Deskripsi tanaman: Terna, tumbuh tegak, tinggi sampai 50 cm, bunga berwarna merah, putih atau kuning, mekar pada sore hari dan menutup pada pagi hari
Habitat: Tumbuh di pekarangan sebagai tanaman hias, dengan cukup sinar matahari pada dataran rendah sampai 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Alkaloid trigonelia
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia: Mirabilidis radix Resep tradisional:
Radang amandel, Radang prostat:
Akar bunga pukul empat segar 10 g; Air secukupnya, Dibuat jus atau dipipis, Dikompreskan pada bagian yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

BUNGA PAGODA
Nama latin: Clerodendrum japonicum (Thunb)
Nama daerah: Senggugu; Tumbak raja
Deskripsi tanaman: Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri atas bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat.
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah atau di tepi jalan
Bagian tanaman yang digunakan: Akar ; Daun
Kandungan kimia: Alkoloid; Garam Kalium; Zat Samak
Khasiat: Antiradang; Diuretik; Sedatif; Hemostatis
Nama simplesia: Clerodendri Radix Resep tradisional:
Bisul dan Koreng:
Daun bunga pagoda 7 lembar; Madu 25 ml; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore
Wasir berdarah:
Akar bunga pagoda 25 g; Air 110 ml, Direbus hingga mendidih, Diminum 2 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

BRATAWALI
Nama latin: Tinospora tuberculata Beumee
Nama daerah: Andowali; Antawali; Putrawali; Daun gadel
Deskripsi tanaman: Perdu memanjat. Batang sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan besar. Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di ladang
Bagian tanaman yang digunakan: Batang ; Daun
Kandungan kimia: Pikoretine; Alkaloida; Berberin; Columbine
Khasiat: Antipiretikum; Tonikum; Antiperiodikum; Diuretikum; Antidiabetik
Nama simplesia: Tinosporae Caulis Resep tradisional:
Demam:
Batang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4 g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali sehari sebanyak 50 ml.
Rematik
Batang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g; Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari ¼ cangkir
Gatal-gatal:.

Batang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian yang gatal.

Kembali ke Daftar Isi

BIDARA UPAS
Nama latin: Merremia mammosa (Lour)Hall.F
Nama daerah: Bidara upas; Widara upas; Blanar
Deskripsi tanaman: Tanaman tahunan yang tumbuh memanjat/membelit, daun berbentuk jantung, bunga lonjong berwarna putih, berumbi seperti ubi jalar. Banyak terdapat di hutan, kadang-kadang ditanam di pagar pekarangan.
Habitat: Tumbuh liar di hutan-hutan atau ditanam didekat pagar
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi
Kandungan kimia: Zat pait; Damar; Zat pati
Khasiat: Laktagog; Antiinflamasi; Antipiretik
Nama simplesia: Merremiae tubera Resep tradisional:
Batuk, Radang tenggorakan, Suara parau:
Umbi bidara upas segar 8 g; Rimpang kencur 6 g; Daun sirih 3 helai; Buah kapulaga 3 g; Air secukupnya, Dipipis, Beningan untuk berkumur kemudian diminum 2 kali sehari; pagi dan sore
Difteri:
Umbi segar bidara upas 8 g; Air matang sampai ¼ cangkir, Umbi bidara upas diparut; kemudian diperas dengan kain saringan, Beningan digunakan untuk berkumur kemudian diminum; 2 kali sehari; tiap kali untuk orang dewasa; 2-3 sendok makan; untuk anak-anak 1 sendok makan; bila perlu dapat diencerkan dengan air matang.

Kembali ke Daftar Isi

BESARAN
Nama latin: Morus australis Poir
Nama daerah: Kitau; Kerto; Babasaran; Bebesaran; Murbei; Lampaung; Mempaung
Deskripsi tanaman: Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon yang tingginya 6-9 m. Daunnya berbentuk segitiga atau jantung, mudah luruh dari rantingnya. Buahnya bergugus, warnanya coklat tua kalau sudah masak. Daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan ditanam di halaman atau di kebun
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar ; Cabang ; Buah
Kandungan kimia: Karoten; Adenin; Kolin; Amilase; Minyak lemak; Vitamin C; Vitamin A; Vitamin B1; Kalsium; Fosfor; Maklurin; Rutin; Morin; Ergosterol
Khasiat: Antipiretik; Antitusif; Diuretik; Anti flogestik; Analgesik
Nama simplesia: Mori australidis Folium Resep tradisional:
Hepatitis; kurang darah dan tekanan darah tinggi:
Buah besaran 7-10 g; Air matang secukupnya, Dibuat jus, Diminum sehari 1 kali; diulang selama 14 hari
Radang persendiaan dan nyeri pinggang:
Ranting dan daun besaran 10 g; Air 110 ml, Diseduh, Diminum sehari 1 kali pada pagi hari, 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

BLUNTAS
Nama latin: Pluchea indica L.
Nama daerah: Baluntas; Baruntas; Luntas; Lamutasa
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-2. Batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk berbentuk malai rata, mahkota lepas, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras, berwarna coklat
Habitat: Banyak dijumpai sebagai tanaman pagar yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 800 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloid; Minyak atsiri
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Stomakik
Nama simplesia: Plucheae indicae Folium
Resep tradisional:
Keputihan:
Daun beluntas muda segar 20 helai; Akar tapak liman 1 pohon; Air secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 1 kali di waktu pagi; ¼ cangkir
Nyeri persendiaan/Nyeri pinggang:
Akar beluntas segar 5 g; Rimpang kencur segar 7 g; Rimpang temu lawak segar 6 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Air 120 ml, Dipipis, Diminum sehari 1 kali 100 ml
Malaria:
Daun beluntas segar 30 helai; Daun sirih segar 7 helai; Daun sembung segar 9 helai; Daun asam muda segar 2 genggam; Air 20 ltr , Dibuat infus, Uapkan ke tempat tidur yang digunakan ukub.

Kembali ke Daftar Isi

BELIMBING WULUH
Nama latin: Averrhoa bilimbi L
Nama daerah: Belimbing wuluh; Belimbing buloh; Belimbing asam; Calincing; Balimbeng
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang keras, tinggi mencapi 11 meter, daun bersirip genap. Batang tidak bercabang. Bunga berbentuk bintang, berwarna merah muda sampai ungu. Buah beruang 5, bergantung pada batang atau dahan. Buah berair dan berasa asam.
Habitat: Tumbuh liar atau dibudidayakan di pekarangan yang cukup memperoleh sinar matahari.
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Buah ; Daun
Kandungan kimia: Kalium oksalat; Flavonoid; Pektin; Tanin; Asam galat; Asam ferulat
Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran
Nama simplesia: Bilimbi Folium
Resep tradisional:
Batuk; Sakit tenggorokan; Sariawan:
Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam; Buah adas manis secukupnya; Air ¼ cangkir; Gula batu secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali diminum 1 sampai 2 sendok makan
Kencing manis: Daun belimbing wuluh segar 20 g; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum ¼ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

BELIMBING MANIS
Famili: Oxalidaceae
Daerah: Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), Balireng (Bugis), Lembetua (Gorontalo)
Asing: Sweet starfruit
Sifat Kimiawi: Banyak kandungan antara lain protein, lemak, kalsium, phosphor, besi, Vit A, B dan C.
Efek Farmakologis: Buah – rasa asam, manis, netral, anti radang, peluruh liur, peluruh kemih. Bunga – rasa manis, anti malaria. Batang dan daun – rasa asam, kelat, netral, anti radang, peluruh kemih, menghilangkan panas. Akar – rasa asam, netral, kelat (astringent), analgesik (menghilangkan sakit), anti rematik.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah, bunga, daun dan akar.
Cara budidaya: Menggunakan biji, cangkok atau okulasi
Resep tradisional:
1. Sakit lever: 12-15 gr akar kering dicuci ditambah air, direbus dan diminum.
2. Koreng: daun segar direbus, airnya hangat-hangat untuk mencuci bagian yang sakit.
3. Bisul: daun segar digiling halus, aduk dengan air cucian beras sehingga jadi bubur, tempelkan dan balut.
4. Malaria: 15-24 gram bunga kering seduh dengan air panas/mendidih diminum sehari 2x.
5. Kanker: ¼ genggam daun belimbing, ½ lembar daun pepaya muda, ¼ genggam daun cerme muda, 1/3 genggam daun bayam merah, 2 jari wortel, dicuci bersih tambah air matang 1.5 gelas digiling halus, disaring dan airnya ditambah 1 sendok madu lalu diminum.
6. Kencing batu: 3-5 buah belimbing direbus ditambah madu dan diminum.
7. akit pada sendi: 120 gr akar segar dicuci bersih, dipotong seperlunya dimasukan kedalam 600 cc arak, tutup rapat disimpan 7 hari dan minum sehari 1 sloki.
8. arah tinggi: 2 buah yang masak atau masih hijau dimakan setelah makan pagi dan makan sore.
9. Influenza, sakit tenggorokan: 90-120 gr buah belimbing segar di juice, saring dan minum airnya.
10. Sakit kepala kronis: 30-45 grm akar segar dipotong kecil-kecil dicuci bersih, ambil 120 grm tahu, tambahkan air sampai terendam di tim dan dimakan sehari sekali.
11. Diabetes melitu dan kolesterol: buah yang masak atau masih hijau 2 biji segar, dimakan setelah makan pagi dan sore.

Kembali ke Daftar Isi

BAYAM MERAH
Nama latin: Iresine herbstii Hook
Nama daerah: Bayam merah; Bayem bang
Deskripsi tanaman: Tumbuhan herba tegak tingginya 80-120 cm, daun berbentuk jantung terbalik, pada setiap ruas terdapat 2 daun berhadapan (oposita), ada yang berdaun hijau berurat, kemerah-merahan, lebar 5-7 kali, 3-4 cm dan bertangkai, bunga kecil-kecil, bermahkota seperti selaput, membentuk mayang pada ketiak daun dan di puncak batang. Buah bulat panjang kecil berbiji satu.
Habitat: 1-1400m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Ferulytyramine; Ferrum
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Iresine herbstie Folium
Resep tradisional:
Kurang darah:
Bayam merah secukupnya, Dimasak sebagai sayuran; pemanasan jangan terlalu lama, Dimakan.

Kembali ke Daftar Isi

BAYAM DURI
Famili: Amaranthaceae
Bayam duri, acap dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan disentri, bisul, sampai keputihan.
Bayam duri berasal dari suku Amaranthus. Masyarakat mengenalnya dengan bermacam nama. Di Lampung, bayam duri lebih dikenal dengan nama bayam kerui. Adapula yang mengenalnya senggang cucuk (Sunda), bayam eri, bayam raja, bayam roda, bayam cikron (Jawa), Ternyak duri, ternyak lakek (Madura).
Di Bali, namanya Bayam Kikihan, Bayam siap, atau Kerug Pasih. Sedangkan di Minahasa bernama Kedawa Mawaw, karawa rap-rap, karawa in asu, korawa kawayo. Di Makasar namanya Sinau katinting, di Bugis bernama Podo Maduri. Tapi di Halmahera Utara bayam duri lebih dikenal dengan nama Maijanga atau ma hohoru, di Ternate namanya Baya, sedangkan di Loda bernama Loda. Sebagaimana tertulis dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, karya dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya, Jakarta, 1999, tersebut bahwa dengan memanfaatkan akarnya, banyak khasiat yang bisa diambil. Misalnya untuk pengobatan bisul yang keras, wasir (hemoroid), ekzema, gusi bengkak berdarah, malancarkan pengeluaran ASI (laktagoga), demam, kutil, luka bakr dan di gigit ular berbisa. Seluruh tumbuhan direbus, airnya selagi hangat di gunakan untuk merendam kaki yang pegal linu, dan reumatik.
Asing: Prickly Amaranth, Le Xian Cai (Cina)
Sifat Kimiawi: Kaya kandungan kimia antara lain amarantin, rutin, kalium nitrat, piridoksin, garam-garam fosfat, besi, Vitamin A, C dan K.
Efek Farmakologis: Tanaman ini mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat: Rasa manis, pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman baik segar maupun kering yang diangin-anginkan.
Cara budidaya: Dengan cara Stek ataupun biji.
Resep tradisional:
1. Disentri: Akar segar 30 gr dicuci bersih, ditambah 15 gr gula enau dan air bersih secukupnya lalu direbus hingga sisa 1 gelas, minum sebelum makan
2. Keputihan: Akar segar 30-60 gr, dicuci bersih ditambahkan sedikit gula batu, digodok dengan 3 gls air sampai 1 gls, disaring dan diminum.
3. TBC Kelenjar: Akar segar 30-60 gr atau seluruh tumbuhan, dicuci bersih digodok air bersih dicampur arak secukupnya, diminum.
4. Sakit kerongkongan: Akar segar 45 gr dicuci bersih, digodog dan diminum.
5. Bisul: Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, campurkan madu secukupnya menutupi bisul lalu dibalut. Sehari diganti 2x.
6. Wasir: Segenggam daun segar dicuci, digodog dan dipakai menguapi dan mencuci wasirnya.
7. Eksim (Dermatitis): Seluruh tumbuhan secukupnya digodok, tambahkan sedikit garam dan airnya digunakan mencuci bagian yang sakit.
8. Radang saluran pernapasan: Daun ¼ genggam dicuci dan digiling halus, diberi air masak 3 sendok makan dan garam sedikit, diperas dan disaring lalu diminum 2x sehari
9. Buang air kemih tidak lancar: Satu potong akar dengan bonggolnya dicuci bersih, digodog dengan 2 gls air bersih sampai menjadi 1 gls, minum sekaligus.
10. Gusi luka berdarah: Tanaman secukupnya dibakar (dengan alas genteng) dan dijadikan bubuk, dipakai seperti salep dioleskan kebagian yang sakit.
11. Menambah produksi ASI: Satu batang bayang dicuci bersih, digiling halus dan dipakai sebagai tapal disekeliling payu dara.
12. Demam: Daun segar segenggam dicuci, digiling, ditambah air, dipakai sebagai tapal didahi.

Kembali ke Daftar Isi

BAYAM
Nama latin: Amarantus Spec div
Nama daerah: Arum; Baya; Hayum; Jagur; Tarnak; Nadu
Deskripsi tanaman: Semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Protein; Lemak; Karbohidrat; Kalium; Zat besi; Amarantin; Rutin; Purin; Vitamin A,B dan C
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Amaranthi Folium
Resep tradisional:
Menguatkan hati:
Daun bayam 9 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih, Dimakan sebagai sayuran 3 kali sehari..

Kembali ke Daftar Isi

BAWANG PUTIH
Nama latin: Allium sativum Linn.
Nama daerah: Bawang bodas; Bawang handak; Bawang basikong; Bawang puteh; Bawang pulek; Dasun putih; Pio-kan; Kosai boti; Lasun; Lasuna; Neuna; Mabida
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berumpun yang bersiung-siung, tiap siung terbungkus dengan kulit tipis. Daunnya berbentuk pita dan berakar serabut. Bunganya berwarna putih.
Habitat: Ditanam di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis
Kandungan kimia: Belerang; Protein; Lemak; Dialilsulfida; alilprophil-disulfida; Kalsium; Fosfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin C
Khasiat: Diaforetik; Ekspektoran; Spasmolitik; Antelmintik; Antiseptik; Antikoagulan; Antikistamin; Bakteriostatik
Nama simplesia: Alii Bulbus Resep tradisional:
Asma; Bronkhitis; Selesma:
Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g; Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas kemudian disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml
Obat cacing:
Bawang putih 2 g; Rimpang temugiring 4 g; Air matang 2 sendok makan, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 sendok makan; diulang selama 4 hari
Tekanan darah tinggi:
Induk umbi bawang putih 2 buah; Daun seledri segar 75 g; Air matang secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; ¼ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

BAWANG MERAH
Nama latin: Allium cepa L
Nama daerah: Brambang; Bawang beureum; dasun merah
Deskripsi tanaman: Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam.
Habitat: Dibudidayakan pada dataran rendah sampai 1300 m dpl., pada daerah lembab dan cukup air.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis
Kandungan kimia: Minyak atsiri; sikloaliin; metilaliin; dihidroaliin; flavonglikosida; kuersetin; saponin; peptida; fitohormon; vitamin; zat pati
Khasiat: Bakterisid; ekspektoran; diuretik
Nama simplesia: Cepae Bulbus
Resep tradisional:
Batuk:
Umbi bawang merah 4 g; Daun poko 4 g; Daun sembung 3 g; Daun pegagan 4 g; Buah adas 2 g; Air 125 ml, Dipipis, dibuat pil atau direbus, Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml, dipipis diminum 1 kali sehari ¼ cangkir, pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.
Kencing manis:
Umbi bawang merah (dirajang) 4 g; Buah buncis (dirajang) 15 g; Daun salam (dirajang) 120 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Demam:
Umbi bawang merah (potong tipis) secukupnya; Minyak kelapa secukupnya; Minyak kayu putih secukupnya, Diremas-remas, Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam.

Kembali ke Daftar Isi

BARU CHINA
Nama latin: Artemisia vulgaris L
Nama daerah: Beunghar kucicing; Jukut lokok mala; Suket gajahan; Goro-goro
Deskripsi tanaman: Tanaman semak menahun, tinggi 30-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna putih kotor. Daun tunggal, tersebar berbulu, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas hijau, permukaan bawah keputih-putihan. Bunga majemuk, bentuk malai di ketiak daun dan di ujung batang, kecil, warna cokelat
Habitat: Tumbuh liar pada ladang dan perkebunan pada daerah ketinggian 500-3000 m dpl
Bagian tanaman: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Zat pahit artemisin; Kuebrakit; Tauremisin; Sitosterina; Adenina; Tetrakosanol; Ferneol; Stigmasterina; Amirin; Tanin; Resin
Khasiat: Analgesik; Antelmintik; Diuretik; Spasmolitik; Hemostatik; Stomakik
Nama simplesia: Artemisiae Herba
Resep tradisional:
Nyeri haid:
Herba baru cina 2 g; Daun poko 3 g; Rimpang teki 3 g; Herba jung rahab 2 g; Air 110 ml, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; apabila dipipis diminum 1 kali sehari ¼ cangkir
Wasir:
Herba baru cina segar 2 g; Daun wungu segar 7 lembar; Herba patikan Cina segar 3 g; Daun duduk 3 g; Herba pegagan segar 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus, dipipis atau pil, Infus, diminum 1 kali sehari di pagi hari 100 ml. Pipisan, diminum 1 kali sehari ¼ cangkir. Pil, diminum 3 kali sehari 9 pil
Rematik, Eksem:
Herba baru Cina segar 6 g; Rimpang kencur segar 7 g; Rimpang kunyit segar 7 g; Daun ketepeng 4 g; Daun kecubung 3 g; Air secukupnya, Dipipis hinga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

BANGLE
Nama latin: Zingiber purpureum roxb
Nama daerah: Bangle; Bengle; Banglai
Deskripsi tanaman: Tanaman berbatang semu, seperti jahe, yang tingginya mencapai 1,5 meter dan termasuk tumbuhan berumpun. Rimpang rasanya pedas, pahit dan berbau tidak enak berwarna kuning
Habitat: Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan ketinggian 1300 m dpl, dan banyak ditanam dihalaman rumah
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Asam organik; Mineral; Lemak; Gom albuminoit; Gula; Damar (pahit); Minyak atsiri (Sineol, pinen, sesquiterpen)
Khasiat: Karminatif; Anti inflamasi; Analgesik; Antipiretik
Nama simplesia: Zingiberis purpurei Rhizoma
Resep tradisional:
(Bagian yang dipakai sebagai obat adalah rimpang dan daunnya).
Rimpang:
1. Sakit kuning
2. Demam, sakit kepala
3. Batuk berdahak
4. Perut nyeri, masuk angin
5. Sembelit
6. Sakit Kuning
7. Cacingan}
8. Rheumatism
9. Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan 10.Mengecilkan perut setelah melahirkan
11. Kegemukan

Daun:
1. Kurang nafsu makan
2. Perut terasa penuh

Cara budidaya: Menggunakan rimpang, pemeliharaan mudah dan menghendaki sedikit naungan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Demam, masuk angin: Rimpang segar 15 gr dicuci lalu diparut, tambahkan ½ cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan minum 2 x sehari.
2. Perut mulas: Rimpang bengle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi masing masing ½ jari tangan dicuci dan diiris. Rebus dengan 1 gls air bersih sampai sisa ½ gls, saring dan minum airnya.
3. Sakit kepala dan demam: Rimpang secukupnya diparut tambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur dipakai sebagai pilis didahi.
4. Sakit kuning: Rimpang bengle ½ jari dicuci lalu diparut. Tambah air masak dan madu masing-masing 1 sendok, peras, saring dan minum 2x sehari.
5. Nyeri sendi: Rimapng segar secukupnya dicuci, diparut lalu dicampur arak seperti bubur encer, borehkan kebagian yang sakit.
6. Mengecilkan perut setelah melahirkan: Rimpang secukupnya, cuci lalu parut dan borehkan kebagian perut.
7. Cacingan: rimpang bengle 3 jari, temu hitam 2 jari, 5 biji ketumbar dan 5 lembar daun sirih, dicuci, diiris lalu ditumbuk. Tambah ½ gls air masak, diperas, saring lalu diminum.

Kembali ke Daftar Isi

BAKUNG
Nama latin: Crynum asiaticum L
Nama daerah: Bawang hutan; Bakong; Bawang brojol; Bawang tembaga; Bakhang; Bakueng
Deskripsi tanaman: Terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung meruncing, pangkal tumpul. Perbungaan bentuk payung, pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman hias pada daerah tepi tepi sungai yang rindang pada dataran rendah sampai 700 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Kandungan kimia: Likorina; Krinidina; Hemantamina; Krinamina
Khasiat: Analgesik ; Antibengkak; Ekspektoran
Nama simplesia: Cryni asiatici Bulbus, Cryni asiatici Folium
Resep tradisional:
Rematik, Radang kulit, Bisul dan Borok:
Daun bakung segar secukupnya, Dipanaskan di atas api kecil, kemudian diremas, Ditempelkan pada bagian yang sakit

Kembali ke Daftar Isi

EKOR KUCING
Acalypha hispida Burm. F
Famili: Euphorbiaceae
Daerah: Jawa: Ekor Kucing, Sunda: Talianjing, Ternate: Lofiti
Asing: Cat’s tail, Gou Wei Hong (Cina)
Sifat Kimiawi: Kaya kandungan kimia antara lain acalyphin, flavonoid, saponin, tanin. Penutup luka dan Peluruh air seni.
Efek Farmakologis: Dalam farmakologi Cina, tanaman ini bersifat Rasa manis, Sejuk, Kelat dan menghentikan pendarahan.
Bagian tanaman yang digunakan: Untai bunga dan daun.
Cara budidaya: Perbanyakan tanam-an dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar
Resep tradisional:
1. MUNTAH DARAH: Bunga di kunyah mentah bersama pinang putih, kalau perlu tambah jahe sedikit, kencur, daun pule yang masih muda. Lakukan sepanjang hari. Atau bunga dilumatkan bersama gula sama banyak, makan.
2. DISENTRI: Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
3. ADANG USUS: Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
4. CACINGAN: Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.
5. KUSTA: Daun secukupnya di cuci bersih, tambahkan kencur secukupnya, ditumbuk halus sampai jadi seperti bubur. Di pakai untuk mengoles bagian badan yang luka.

Kembali ke Daftar Isi

GENDOLA (Basella rubra Linn)
Famili: Basellaceae
Daerah: Jawa Tengah: Ganjerot, Sunda: Gandola, Madura: Kandula, Melayu: Gendola, Bali: Gendola, Sulut: Tatabuwe, Gorontalo: Pailoo, Minangkabau: lembayung.
Asing: Malabar Night Shade, Lo kuei (Cina)
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia antara lain daun: organic acid, glucan,c-carotene, mucopolysacharida seperti è L-arabinose, D-galaktose, L­rhamnose, aldonic acid saponin, Vitamin A,B dan C
Efek Farmakologis: Tumbuhan ini bersifat anti toxin, antipiretik yaitu penurun panas, mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. RADANG USUS BUNTU: Seluruh tanaman gendola sebanvak 60-70 gram dicuci bersih, di potong-2, di rebus dengan air secukupnya sampai bahan terendam seluruhnva. Setelah tinggal setengah, dinginkan dan minum.
2. INFLUENZA: Daun segar 15 gram di cuci lalu di rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1gelas. Setelah dingin di saring tambahkan sedikit gararn dan di aduk sampai larut, diminum
3. BERAK DARAH: Tanaman gendola 25 gram, kapulogo 35 gram dan seekor ayam betina tua yang telah di buang kepala, kaki dan jeroannya, di masak dengan air secukupnya. Minum airnya.
4. DADA TERASA PANAS DAN SESAK: Gendola segar 70 gram di rebus dengan air secukupnya sampai kental. Campur dengan arak, lalu diminum.
5. SEMBELIT: Daun segar dimasak makan.
6. KENCING SEDIKIT (RADANG KANDUNG KENCING), ANYANG-ANYANGEN: Daun segar 70 gram di cuci bersih, rebus dengan air secukupnva. Setelah dingin, minum seperti air teh.
7. CAMPAK (MEASLES), CACAR AIR, PUTTING SUSU PECAH-2: Bunga 15 – 30 gram di rebus, minum.
8. PEGAL LINU, REMATIK: Akar I5 – 30 gram, di rebus, minum.
9. RADANG SELAPUT MATA (CONJUNGTIVITIS): Buah 15 – 30 gram di rebus, lalu diminum.

Kembali ke Daftar Isi

GINJE
Nama latin: Thevetia peruviana (pers)K.Schum
Nama daerah: Ginji; Ghinje
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu, beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, pangkal dan ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan. Buah kotak, beruang dua sampai empat, diameter lebih kurang 7,5 mm, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering di dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Tevetiana (alkaloid gigitalis); Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak.
Khasiat: Tonika; Diuretik; Anti bengkak.
Nama simplesia: Thevetiae nerifoliae Semen
Resep tradisional:
Infeksi kulit:
Daun ginje 17 lembar; Cabe jamu 7 biji, Ditumbuk halus dan diberi air; diremas dan disaring, Air saringan dioleskan pada bagian kulit yang infeksi 2-3 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

GEMPUR BATU
Nama latin: Borreria hispida Schum.
Nama daerah: Gempur watu; Kertas watu; Hancur batu; Bulu lutung; Remuk sela.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di hutan-hutan. Daun berbentuk tombak dan berakar, daun agak kasar. Bunga kecil-kecil warnanya putih.
Habitat: Tumbuh liar di hutan, di ladang pada tanah agak lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Zat kalium
Khasiat: Astringen
Nama simplesia: Borreriae hispidae Herba

Resep tradisional:
Batu empedu:
Herba gempur batu segar 2 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus atau pipisan, Diminum 2 kali sehari tiap kali minum 100 ml; Apabila dibuat pipisan diminum 2 kali sehari; tiap kali minum ¼ cangkir.
Batu ginjal:
Herba gempur batu segar 2 genggam; Herba meniran segar 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

GARUT
Nama latin: Marantha arundinacea L.
Nama daerah: Larut; Rarut; Jelarut; Salarut; Waerut; Nggarut; Irut; Angkrik; Arus
Deskripsi tanaman: Tanaman semak semusim, tinggi 75-90 cm. Berbatang semu, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau. Daun tunggal, bulat memanjang, ujung runcing, bertulang menyirip, panjang 10-27 cm, lebar 4-5 cm, berpelepah, berbulu, berwarna hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, kelopak bunga hijau muda, mahkota bunga berwarna putih. Buah kotak, bulat berwarna hijau.
Habitat: Dapat dibudidayakan pada tanah gembur dan cukup air pada ketinggian 1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Zat pati
Khasiat: Anti diare
Nama simplesia: Marantae Rhizoma

Resep tradisional:
Mencret:
Tepung garut 1 sendok; Gula 1 sendok makan; Garam ¼ sendok teh; Daun jambu biji 7 lembar; Air 100 ml, Dibuat infus, Diminum 3 kali sehari; tiap kali minum 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

GANYONG
Nama latin: Canna edulis
Nama daerah: Ganyol; Laos jambe; Lembong nyindra; Ganyu; Banyur
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahun, berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih hingga disebut batang semu atau batang palsu. Daun tumbuhan ini lebar hijau atau kemerah-merahan, bentuk daun elips, memanjang. Bunga ganyong berbentuk terompet. Buah berbentuk bulat kecil, kulit berbintil-bintil halus, didalam buah terdapat rongga-rongga tempat menempelnya biji. Umbi tumbuhan ini umumnya berukuran panjang 60 cm dan diameternya 10 cm, berdaging tebal dan berwarna putih atau keungu-unguan.
Habitat: Tumbuh liar di tegalan atau di ladang pada tanah lembab ternaungi pada dataran rendah hingga ketinggian 2500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi
Kandungan kimia: Pati; Besi; Kalsium; Garam fosfat
Khasiat: Antifiretik; Diuretik
Nama simplesia: Cannia Rhizoma Resep tradisional:
Panas dalam:
Umbi ganyong 30 g; Rimpang temu lawak 30 g; Air 700 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat 2 kali sehari
Radang saluran kencing
Umbi ganyong 40 g; Daun kumis kucing 30 g; Akar alang-alang 20 g; Air 600 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat pagi dan sore.

Kembali ke Daftar Isi

GANDA RUSA
Nama latin: Justica gendarrusa L.
Nama daerah: Besi-besi; Handarusa; Gondarusa; Ghandarusa; Gandarisa; Tatok
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tegak, tinggi lebih kurang 1,8 meter. Batang berkayu, segi empat, bercabang, beruas, berwarna cokelat. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 3-6 cm, lebar 1,5-3,5 cm, bertulang menyirip, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12 cm, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, berwarna ungu. Buah bentuk gada, berbiji empat, licin, masih muda berwarna hijau setelah tua hitam.
Habitat: Tanaman ini tumbuh liar di hutan dan sering dijumpai sebagai tanaman pagar.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Alkaloid; Saponin; Flavonoid; Polifenol; Alkaloid yustisina; Minyak atsiri.
Khasiat: Analgesik; Antipiretik; Diaforetik; Diuretik; Sedatif
Nama simplesia: Gendarussae Folium
Resep tradisional:
Memar:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Minyak kelapa secukupnya, Dilayukan di atas api kecil, Ditempelkan pada kulit yang memar.
Sakit kepala:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Lada beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada pelipis dan dahi, bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam.
Rematik:
Daun gandarusa segar beberapa helai; Daun kecubung segar beberapa helai; Lada hitam beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada bagian yang nyeri; bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam; tidak dianjurkan bagi ibu hamil.

Kembali ke Daftar Isi

INGGU
Nama latin: Ruta angustifolia (L.)Pers.
Nama daerah: Daun minggu; Aruda; Anrudabosu; Rue.
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1,5 meter. Batang berkayu, bulat, percabangan simpodial, warna hijau muda. Daun majemuk, anak daun berbentuk lanset atau bulat telur, pangkal runcing, ujung tumpul, tepi rata, panjang 8-20 mm, lebar 2-6 mm, warna hijau. Bunga majemuk, mahkota bentuk mangkok, warna kuning. Buah kecil, lonjong, terbagi atas 4 kotak, warna cokelat.
Habitat: Dapat tumbuh pada dataran rendah 100-1000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Rutin; Kuersetin; Bergapten; Alkaloid rutamina; Skimianina; Kokusagenina; Gula.
Khasiat: Anti inflamasi; Analgesik; Antipiretik; Diuretik; Emenagog; Antispasmodik.
Nama simplesia: Rutae Herba Resep tradisional:
Kejang:
Daun inggu secukupnya; Cuka encer secukupnya, Diremas-remas, Untuk kompres di kepala; diperbaharui bila kepala sudah kering.
Demam, Daun inggu 3-5 helai; Bunga sruni 1 buah; Air hangat secukupnya, Diremas-remas, Dipakai untuk mengusap badan dengan handuk kecil.
Ketombe:
Daun inggu 3-5 helai; Rimpang kunyit 1 ruas jari; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Rambut dibasahi dengan air; kemudian dilumuri dengan pasta dan garuklah ketombe dengan bantuan ujung jari tangan; atau dengan sisir; jika sudah terkelupas; rambut dikeramasi dengan sampo biasa; ulangi selama 4 hari.

Kembali ke Daftar Isi

ILER
Nama latin: Coleus atropurpureus Benth.
Nama daerah: Miana; Jawer kotok; Kentangan.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan secara liar diladang atau dikebun-kebun bisa digunakan sebagai tanaman hias. Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga atau bentuk bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi dari hijau hingga merah ungu berbulu, dan tepinya beringgit. Bunganya berwarna merah atau putih, ungu atau kuning.
Habitat: Dapat tumbuh liar di ladang-ladang, di kebun-kebun sebagai tanaman hias.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Lendir; Minyak atsiri; Alkaloid; Flavonoid; Saponin.
Khasiat: Emenagog; Anti bengkak
Nama simplesia: Plectranthi scutellaroidi Folia
Resep tradisional:
Habis bersalin: Daun iler segar 12 helai; Herba jung Rahab (abunya)1 sendok teh; Asam kawak secukupnya; Air secukupnya, Herba jung rahab secukupnya dibakar dan diambil abunya. Ramuan dipipis hingga berbentuk pasta, Ditapalkan di perut.
Radang usus: daun iler segar 12 helai; Bawang merah (disangrai)1 umbi; Rimpang kunyit 2 g; Herb apatikan cina segar 7 g; Menyan madu ½ g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml (infus)atau ¼ cangkir (pipisan).
Wasir: Daun iler segar 12 helai; Daun wungu segar 7 helai; Herba pegagan segar 1 genggam secukupnya; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

JOMBANG
Nama latin: Taraxacum officinale
Nama daerah: Taraksakum; Tarsakum
Deskripsi tanaman: Terna menahun, tinggi 10-25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6-15 cm, lebar 2-3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning, diameteer 2,5-3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal dan bercabang.
Habitat: Tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, dan sisi jalan daerah berhawa sejuk pada dataran sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Herba
Kandungan kimia: Taraxasterol; Taraxacerin; Taraxarol; Kholine; Inulin; Peklin; Asparagin; Lutein Violaxanthin; Tanin; Kalsium; Silikon; Sulfur; Vitamin; Karotenoid
Khasiat: Diuretik; Stomakik; Hipoglikemik; Antitoksik
Nama simplesia: Taraxaci Herba
Resep tradisional:
Kanker:
Herba jombang 50 g; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore
Kaki bengkak:
Herba jombang 100 g; Minyak kelapa 50 ml, Ditumbuk sampai halus , Dibalur pada bagian yang bengkak 3-4 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

JERUK NIPIS
Nama latin: Citrus aurantifolia (christm)suringle
Nama daerah: Kalangsa; Jeruk nipis; Jeruk pecel; Jeruk alit; Kuputangan; Limo
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu yang bercabang banyak, tingginya 6 m, daunnya berbentuk bulat-telur, bunganya berbentuk bintang, warnanya putih. Buahnya bulat rata dan berkulit tipis, warnanya hijau kekuning-kuningan kalau sudah tua.
Habitat: Banyak ditanam di pekarangan dan di kebun.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: Asam sitral; Minyak atsiri; Linna; Lisasetat; d-limonen; L-linaliol; Dihidrokumarinalkohol; Terpenool; Pinen; Kamfen
Khasiat: Ekspektoran
Nama simplesia: Citri aurantifoliae Fructus Resep tradisional:
Batuk: Jeruk nipis(peras)1 buah; Kecap/madu sama banyak dengan perasan jeruk nipis, Dicampur hingga rata, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali minum 1 ramuan.
Demam: Daun jeruk nipis segar 5 helai; daun sembung segar 3 helai; Daun prasman segar 5 helai; Air 115 ml, Diseduh atau dipipis, Diminum 1 hari sekali 100 ml; apabila dipipis diminum 1 hari sekali ¼ cangkir; diulang selama 4 hari.
Nyeri tenggorokan: Jeruk nipis 1 iris; Kapur sirih sedikit, Jeruk nipis diolesi kapur sirih kemudian dipanaskan di atas api kecil lalu peras, Diminum 2 kali sehari 1 ramuan; diulangi selama 3 hari.
Nyeri haid: Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari; minyak kayu putih secukupnya, Peras buah jeruk nipis; kemudian tambahkan kapur sirih dan minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur, Dioleskan pada perut.

Kembali ke Daftar Isi

JERUK KIKIT
Nama latin: Triphasia trifolia p.Wills
Nama daerah: Jeruk kingkit; Liman kiah; Liman kunci; Kalijage; Jheruk rante
Deskripsi tanaman: Perdu tegak, lemah, tinggi 1,5-2,5 m ranting pada ujung membengkok kesana-kemari, duri dua dua terkumpul dalam ketiak daun. Daun menjari berbilangan 3, anak daun oval dengan ujung melekuk ke dalam, ukuran 1,5-4,5 kali 1-3 meter. Bunga terkumpul 1-4 dalam ketiak daun bermahkota 3 lembar berwarna putih, panjang 12-16 mm, berwarna merah, daging buah berupa cairan yang lekat.
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah dan di ladang pada ketinggian 1-500 m dpl.
Bagian tanaman: Daun ; Buah
Kandungan kimia: Coumarins; Isomeranzin; Umbelliferone; Tripasiol atau 7 – (3-methyl-2,3 dihyroxybutyloxy)-8-(3-methyl-2-oxobuthyl); Coumarin
Khasiat: Antidiare; Ekspektoran
Nama simplesia: Citri Folia Resep tradisional:
Diare: Daun jeruk kikit 7 lembar; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali sehari.
Obat Batuk: Buah jeruk kikit matang 10 buah, bijinya dibuang; Gula jawa 200 g; Air 300 ml, Ramuan direbus sampai mendidih, Diminum 3 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

JATI BELANDA
Nama latin: Guazuma ulmifolia Namk Famili: Sterculiaceae
Nama daerah: Jati londo; Jati sabrang
Deskripsi tanaman: Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada ketinggian 700-1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Kulit kayu ; Buah
Kandungan kimia: Tanin; Lendir; Zat pahit; Damar
Khasiat: Diaforetik; Tonik; Astringen
Nama simplesia: Guazumae Folium Resep tradisional:
Kegemukan:
Daun jati belanda 7 helai; Daun tempuyung 7 helai; Serbuk majakan sedikit; Air 115 ml, Direbus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 30 hari.
Perut kembung:
Buah jati belanda (serbuk)2 sendok teh; Air mendidih 100 ml; Minyak adas (bila perlu)1 tetes, Diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi; sore; tiap kali diminum 100 ml; diulang selama 7 hari.

Kembali ke Daftar Isi

JARONG
Nama latin: Stachytarpheta mutabilis L.
Nama daerah: Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo; Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi beringgit, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm, pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bulir, tangkai pendek, mahkota bentuk tabung, bagian dalam berambut putih, warna ungu. Buah bentuk bulir, buah muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah yang teduh di dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Skakitarfen; Alkaloid
Khasiat: Pembersih darah; Antiradang; Diuretik
Nama simplesia: Stachytarphetae Folium
Resep tradisional:
Nifas: Daun Jarong 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehaari pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.
Haid tidak teratur: Daun Jarong 4 g; Sambang Colok 4 g; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, 1 kali sehari pagi hari sekali minum 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

JARAK PAGAR
Nama latin: Jatropha curcas L.
Nama daerah: Jarak kosta; Balacai; Jirak; Kaleke; Bintalo; Kanjoli; Pakukase; Kadoto
Deskripsi tanaman: Berupa perdu besar yang cabang-cabangnya tidak teratur, tingginya dapat mencapai 3 m. Batangnya bergetah yang agak kental. Daunnya lebar-lebar, berbentuk jantung, tepinya rata atau agak berlekuk dan tangkainya panjang. Bunganya berwarna hijau kekuningan, berkelamin tunggal, berumah satu. Baik bunga jantan maupun bunga betina masing-masing tersusun dalam rangkaian berupa cawan. Buah berbentuk bulat telur, terbagi dalam tiga ruang, tidak merekah. Pada masing-masing ruang terdapat 1 biji yang bentuknya bulat loncong, warnanya hitam
Habitat: Dapat tumbuh di dataran rendah sampai 300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji
Kandungan kimia: Kaemfesterol; Sitosterol; Stigmasterol; Amirin; Tarakserol; Minyak lemak; Kursin; Toksalbumin
Khasiat: Hemostatik; Antipruritik; Antibengkak
Nama simplesia: Jatrophae Semen
Resep tradisional:
Cacing keremi: Daun jarak pagar segar 4 helai; Minyak kelapa 2 sendok makan, Dipipis kemudian dipanaskan sebentar, Ramuan dioleskan pada dubur menjelang tidur malam; pagi harinya cacing keremi diambil dengan kapas.
Luka: Minyak jarak pagar 1 sendok teh; Belerang ¼ sendok teh; Serutan kayu secang 1 jari tangan; Vaselin 2 sendok makan, Dipanaskan hingga meleleh kemudian diaduk; selagi hangat serutan kayu secang diambil dan ramuan diaduk terus sampai dingin, Dioleskan pada luka; diperbaharui setiap 3 jam.
Pencahar ringan: Daun jarak pagar segar, Dikukus, Dimakan sebagai lalap.

Kembali ke Daftar Isi

JAMBU BIJI
Nama latin: Psidium guajava
Nama daerah: Galiman; Masiambu; Jambu klutuk; Bayawas; Lutu hatu; Kayawase; Dambu
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. batang berkayu, bulat, kulit kayu licin, mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
Habitat: Tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Buah
Kandungan kimia: Zat samak; Minyak atsiri; Tri terpinoid; Leukosianidin; Kuersetin; Asam arjunalot; Resin; Minyak lemak
Khasiat: Antiinflamasi; hemostatik; astringen
Nama simplesia: Psidii Folium Resep tradisional:
Disentri: Daun jambu biji 6 g; Kayu secang 1 g; Rasuk angin 1 g; Daun patikan cina 5 g; daun pegagan 7 g; Kayu ules 2 buah; Bawang merah 1 umbi; Air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 4 hari
Mencret: Daun jambu biji muda 9 helai; Kunyit 1 jari; Biji kedawung (disangrai)4 butir; Rasuk angin 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 4 hari.

Kembali ke Daftar Isi

KUNYIT
Nama latin: Curcuma domestica
Nama daerah: Kunir; Kunyir; Koneng; Kunyet; Kuning; Kuneh
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan
Habitat: Tumbuh di ladang dan di hutan, terutama di hutan jati. Banyak juga ditanam di perkarangan. dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Tumeron; Zingiberon; Seskuiterpena alkohol; Kurkumin; Zat pahit; Lemak hars; Vitamin C
Khasiat: Kholagog; Stomakik; Antispasmodik; Anti inflamasi; Anti bakteria; Kholeretik
Nama simplesia: Curcumae domesticae Rhizoma
Resep tradisional:
Luka dan kurap: Rimpang kunyit 1 jari; Daun asam 1 genggam; Air sedikit, Dipipis, Tempelkan pada luka dan diganti setiap 3 jam
Mencret: Rimpang kunyit ½ jari; Rasuk angin ½ sendok teh; Ketumbar 3 biji; Buah kayu ules 1 biji; daun trawas 1 helai, Campuran ditumbuk; ditambah air 115 ml dan dididihkan; kemudian disaring, Diminum pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml
Nyeri haid: Rimpang kunyit 1 jari; Ketumbar 7 butir; Cengkih 1 butir; Asam kawak; Biji pala, Campuran ditumbuk; ditambah air 110 ml; dan dididihkan; kemudian disaring, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Sakit perut: Kunyit dibakar 1 jari; Kulit batang pulosari 1 jari; Ketumbar 7 biji; Seluruh tanaman patikan cina 1 genggam; Air 1 cangkir, Campuran ditumbuk; ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh secangkir; disaring, Bayi umur 5-7 bulan; 1 sendok teh/jam; Anak umur 1-2 tahun; diminum 2 kali sehari; 2 sendok makan; Dewasa; sehari minum 3 kali; ½ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

KUMIS KUCING
Nama latin: Orthosiphon stamineus Benth
Nama daerah: Kumis ucing; Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan mudah di patahkan
Habitat: Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin; Sapofonin; Garam kalium
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia: Orthosiphonis Herba
Resep tradisional:
Susah kencing: Daun kumis kucing segar ¼ genggam; Air 1 gelas, Direbus hingga memperoleh cairan ½ gelas, Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum ½ gelas
Batu ginjal: Herba kumis kucing 6 g; Herba meniran 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml.
Kencing manis: Daun kumis kucing 20 helai; Daun sambiloto 20 helai; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari; 100 ml
Sakit pinggang: Daun kumis kucing segar 1 genggam; Kulit batang pepaya seluas 4 cm2; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

KREMAH
Nama latin: Alternanthera sessilis (L)
Nama daerah: Daun rusa; Kremak; Sayur udang; Jukuk demah; Kremek; Kremi; Matean
Deskripsi tanaman: Semak, merambat, batang masif, beruas-ruas, warna hijau kekuningan. Daun majemuk berhadapn, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau. Perbungaan bentuk bulir, diketiak daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. Buah kotak, warna cokelat, biji bulat, hitam
Habitat: Tumbuh baik pada tempat terbuka dan cukup air pada ketinggian 1-1000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Zat lendir; Kalium oksalat
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik; Galaktagog; Kholagog; Antipruritik
Nama simplesia: Alternantherae sessilidis Herba
Resep tradisional:
Peradangan perut: Herba kremah 3 pucuk; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 3 kali sehari; tiap minum 100 ml
Mencegah uban: Herba kremah beberapa pucuk; Air secukupnya, Diseduh, Setelah dingin digosokkan pada kulit kepala.

Kembali ke Daftar Isi

KOMFREY
(Symphytum officinale L.)
Famili: Boroginaceae
Daerah:
Asing: Comfrey, knit bone, K’ang fu li (Cina)
Sifat Kimiawi:
Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine (Pas), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E.
Efek Farmakologis: Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan, bahwa tanaman ini memiliki sifat dingin, agak sedikit pahit.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun dengan tanpa tangkai atau akar.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Batang semu, tidak berkayu, bertangkai. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar, panjang 27-50 cm, lebar 4-14 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk corong, bertaju lima, warna putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri atas 4 biji.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
TEKANAN DARAH TINGGI: Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci. untuk 2 kali atau daun segar 4 lembar di juice, sarinva diminum. untuk 2 kali. atau.
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.
DIABETES / KENCING MANIS: Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali. atau,
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari
TEKANAN DARAH RENDAH: Daun segar 4 lembar dilalap. setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci. untuk 2 kali. Atau Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa: gelas, minum airnya 2 kali sehari.
KOLESTEROL TINGGI: Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan gamin dan dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.
LEUKEMIA (RENDAH HB): Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskandengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari
PNEUMONIA, ASTHMA, GANGGUAN PENCERNAKAN BATU GINJAL / KENCING DARAH, GANGGUAN EMPEDU. TUMOR DAN KANKER, AMBEIEN DAN PRURITUS ANI DIARE , ANEMI, PATAH TULANG, LUKA / ALERGI KULIT KEMANDULAN PADA WANITA, REMATIK, PEGAL LINU.: Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau,Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

KOLA
Nama latin: Cola Sp
Nama daerah: Kola; Khole; Kolaan
Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon, tinggi lebih kurang 20 meter. Batang bulat, berkayu, keras, permukaan kasar, warna hijau kecokletan. Daun tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk bintang, bertaju lima, warna kuning keputihan. Buah kotak, bulat memanjang, panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, warna hijau
Habitat: Tumbuh liar di perkebunan yang cukup lembab pada dataran tinggi 700-1100 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Biji
Kandungan kimia: Alkaloid kafenia; Teobromina; Teofilina; Kolanina; Kolatanin; Kola; Katekol; Kolatin; Kolatein; Merah kola; Minyak lemak; Zat pati; Gula
Khasiat: Stimulan; Antidepresif; Diuretik; Kardiotonik
Nama simplesia: Colae Semen Resep tradisional:
Penyegar badan dan Migrain:
Biji kola 5 g; Buah cabai jawa 3 g; Rimpang lempuyang 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

KI SAAT
(Valeriana officinalis L.)
Famili: Valerianaceae.
Daerah: Jawa: valerian , Sunda: kisaat
Asing:
Sifat Ki miawi: Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain è Minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran asam valerianat, butirat, asetat dan formiat), terpen, dipenten, terpineol dan bonilalkohol. Alkaloida-alkaloida katinina dan valerianina, Zat penvamak, lemak dan abu.
Efek Farmakologis: Tanaman ini memiliki sifat è Rasa agak pedas, agak pahit dan hangat. Akar bersifat penenang.
Bagian tanaman yang digunakan: Akar dan daun
Budi daya: Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KEPUTIHAN Daun setengah genggam di rebus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas, saring, minum 2 kali sehari.
GELISAH:Akar sedikit di tumbuk, tambahkan air minum saring, minum.

Kembali ke Daftar Isi

KI TAJAM
(Clinacanthus nutans Lindau)
Famili: Acanthaceae
Daerah: Sunda: Ki Tajam, Jawa: Dandang Gendis, Jawa Tengah: Gendis
Asing:
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui a. l. saponin, polifenol
Efek Farmakologis: Tanaman ini memiliki sifat Mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, Meningkatkan sirkulasi Diuretic, anti demam, anti diare
Bagian tanaman yang digunakan: Daun Segar
Budi Daya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Perlu cukup matahari.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SUSAH KENCING: Daun segar 15 gram, direbus dengan air 1 gelas selama 15 menit, dinginkan kemudian disaring. minum sekaligus.
DISENTRI: Daun segar segenggam direbus dengan 5 gelas air jadi 3 gelas, minum 3 x 1 gelas
KENCING MANIS: Daun segar 7 lembar (sakit ringan / gejala awal) atau 21 lembar (sakit berat) di rebus dengan air 2 gelas sampai tinggal satu gelas, dinginkan, minum dua kali sehari.
Catatan: Resep untuk Kencing manis tidak tercatat dalam literatur tetapi biasa digunakan di Jawa. Efek abortivurn tanaman ini belum diketahui oleh karena itu wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

Kembali ke Daftar Isi

KI TOLOD
(Isotoma longiflora (L.)Presl)
Famili: Campanulaceae.
Daerah: Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa);
Asing: Ster van Bethlehem karena mahkota bunganya berbentuk bintang.
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui a.l. Senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin dan isotomin. Daunnya mengandung alkoloid, saponin, flavonoid dan poliferol. PERHATIAN – tanaman ini beracun, untuk setiap kali minum tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.
Efek Farmakologis: Getahnya beracun, anti radang, anti neoplastik, anti inflamasi (anti peradangan), analgesik (penghilang nyeri) dan hemostatik (menghentikan perdarahan).
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, bunga dan seluruh tanaman.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. SAKIT GIGI: Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi yang sakit.
2. ASMA, BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN: Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
3. LUKA: Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2 – 3 kali sehari.
4. OBAT KANKER: Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam sehari
5. KATARAK: 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersihkemudian tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan kemata, didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air rebusan daun sirih.

Kembali ke Daftar Isi

KETEPENG
Nama latin: Cassia alata L.
Nama daerah: Ketepeng China; Ketepeng badak; Daun kupang; Daun kurapa; Kupang-kupang; Ki manita
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-5 meter. Daun menyirip genap, poros daun tanpa kelenjar, daun penumpu lama tetap tinggal dengan pangkal lebar dan ujung meruncing seperti kulit merah cokelat, panjang 6-9 mm. anak daun 8-24 pasang, sepasang yang terbawah langsung terletak diatas pangkal tangkai daun hampir memeluk ranting. Ukuran anak daun 3,5-15 cm kali 2,5-9 cm. Tandan bunga tidak bercabang, tangkai bunga 10-20 cm. Daun pelindung pendek dan rontok sebelum mekar, warna jingga ukuran 3×2 cm. Kelopak berbagi 5. Daun mahkota kuning cerah. Buah polong yang gepeng, bersayap pada kedua sisinya, memecah bila telah masak dan bijinya dapat 50-70 butir.
Habitat: 1-1400 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida anthrakinon; Resin; Asam krisofanat; Zat samak; Aloe emodin
Khasiat: Laksatif; Parasitisida
Nama simplesia: Cassiae alatae Folium
Resep tradisional:
Kapalan dan Herpes: Daun ketepeng China muda 7 helai; Akar kelembak 1 jari tangan; Buah asam sedikit; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kurap dan Panu: Daun ketepeng Cina secukupnya; Kapur sirih atau Tawas sedikit; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

KETAPANG
Nama latin: Terminalia cattapa L
Nama daerah: Katapang; Ketapa; Gentapang; Hatapang; Lahafang; Katafa; Ketapas
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang besar, tingginya sampai 20 m lebih, Daunnya selebar tangan, berbentuk bulat telur, dan dua kali setahun, daunnya runtuh. Bunganya tidak berwarna tetapi harum baunya
Habitat: Tumbuh di hutan dan di tepi pantai sampai ketinggian 800 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Biji ; Kulit kayu ; Daun
Kandungan kimia: Minyak lemak; Tanin; Saponin
Khasiat: Laksatif; Diuretik; Diaforetik
Nama simplesia: Terminaliae Semen
Resep tradisional:
Pelancar ASI dan Pencahar: Biji ketapang (serbuk)3 biji; Tepung garut 2 sendok makan; Gula aren secukupnya; Air secukupnya, Dibubur, Dimakan seperti makan bubur; di samping untuk melancarkan ASI; dapat juga untuk pencahar ringan.

Kembali ke Daftar Isi

KESUMBA
Nama latin: Bixa orellana L.
Nama daerah: Kasumbo; Kasumba; Kasumba keling; Kasombha; Kasupa
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m, mempunyai daun tunggal bertangkai panjang, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata, panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah. Bunga tumbuhan ini berwarna merah muda atau putih, diameter 4-6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua
Habitat: Tumbuh liar di ladang dengan cahaya yang cukup pada dataran rendah hingga 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Tannin; Kalsium oksalat; Saponin; Lemak; Glukosida; Damar
Khasiat: Diuretik; Antipiretik
Nama simplesia: Bixi Folium
Resep tradisional:
Masuk angin:
Daun kesumba 15g; Gula jawa 30 g; Air 500 ml, Direbus selama mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore
Demam:
Daun kesumba 10 g; Air 400 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

KEMUNING
Nama latin: Murraya paniculata (L.)JACK
Nama daerah: Kamuning; Kamuri; Kamoni; Kamone; Kemuning; Kajeri
Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 3-7 m. Batang berkayu, beralur, warna kecokelatan kotor. Daun majemuk, anak daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, panjang mahkota 6-27 mm, lebar 4-10 mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua merah.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glukosida murayin; Minyak atsiri; Kadinena
Khasiat: Analgesik; Diuretik; Stomakik
Nama simplesia: Murrayae Folium
Resep tradisional:
Haid tidak teratur: Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Rimpang temu lawak 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Menguruskan badan: Daun kemuning 1 genggam; Daun pace 1 genggam; Bangle ½ jari kelingking; Air secukupnya, Dipipis, Diulang selama 7 hari; untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu; tiap kali minum ¼ cangkir
Keputihan: Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Herba tapak liman 2 g; Rimpang temu kunci 2 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Reumatik: Daun kemuning 3 g; Akar tembelekan 6g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

KEMBANG TELENG
(Clitoria ternatea L.,)
KLASIFIKASI – Kembang Telang biasa disebut Clitoria ternatea L., termasuk famili tumbuhan Papilionaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Bunga biru, Kembang teleng, bunga talang atau bisi.
SIFAT KIMIAWI – Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l: Saponin, flavonoid, alkoloid, ca-oksalat dan sulfur, khusus daunnya: kaemferol 3-glucoside serta triterpenoid. bunganya mengandung delphinidin 3.3’.5’ serta triglucoside, fenol. Akarnya beracun.
EFEK FARMAKOLOGIS
Akar: Toksik (beracun), laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, pembersih darah.
Daun: Mempercepat pematangan bisul
Biji: Obat Cacing, pencahar ringan
BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA – Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Abses, bisul: Bunga berwarna biru ditumbuk halus, ditambahkan gula jawa secukupnya dipakai menutup bisul/abses.
Minum air godokan kembang telang putih untuk pencuci darah.
Setengah genggam daun kembang telang dicuci bersih lalu digiling halus dan tambahkan garam secukupnya untuk ditaruh di bisul.
2. Radang mata merah: Rendam bungaberwarna biru sampai airnya biru dan gunakan sebagai pencuci mata.
3. Busung perut, pembesaran organ perut: Ekstrak akar 5 – 10 gram dalam alkohol.
4. Sakit Telinga: Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, air perasannya ditambah garam, hangat-hangat dioleskan kesekitar telinga yang sakit
5. Menghilangkan dahak pada bronchitis kronis: minum godokan akar.
6. Demam: akar kering 0.3 gram, direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan lalu saring dan minum 2 x 1 gelas.
7. Iritasi kandung kemih dan saluran kencing: aturannya sama dengan no 6.
BUDI DAYA – Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.

Kembali ke Daftar Isi

KEMBANG COKLAT
(Zephyranthes candida Herb.)
Famili: Amaryllidaceae.
Daerah:
Asing: Zhong Lan (Cina)
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Lycorine, Tazettin, Haemanthidne, Nerinine
Efek Farmakologis:
Tanaman ini memiliki sifat: Rasa agak manis, penurun panas.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, biji, batang dan akar.
Budi Daya: Perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi atau anakan (bisa juga biji). Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
GANGGUAN FUNGSI HATI TERUTAMA UNTUK GEJALA HEPATITIS TAHAP AWAL: 10 gram tanaman di rebus, minum.
AYAN / EPILEPSY: 10 gram herba tambah gula batu, di rebus, minum.
KEJANG PADA ANAK: Daun segar 10 – 15 gr. tambah gula batu, di rebus, minum dan atau Herba 10 – 15 gram tambah garam, di lumatkan, untuk ditempelkan pada pelipis.

Kembali ke Daftar Isi

KEMBANG BUGANG
(Clerodendrum calamitosum L.)
Famili: Verbenaceae
Daerah: Melayu: kayu gambir , Sunda: kembang bugang
Asing:
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain saponin, flavonoida, polifenol, alkaloid dan kalium.
Efek Farmakologis: Tanaman ini memiliki sifat: menghentikan pendarahan, penghancur batu ginjal.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun dan akar.
Budi Daya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dgn cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
DEMAM: Daun segar 10 g di cuci lalu di rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin di saring, minum sekaligus.
WASIR: Daun 9 lembar dicuci bersih dan di potong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunva.
DIGIGIT ULAR.: Sepotong akar sebesar ibu jari di cuci bersih dan di bilas dengan air matang, lalu di kunyah, airnva di telan, ampasnya di letakkan pada luka gigitan.
KENCING BATU: Daun 8 lembar dicuci lalu di potong-potong seperlunva, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali ¾ gelas.
KENCING NANAH: Daun kembang bugang 6 lembar , daun pegagan 10 lembar, daun picisan 20 lembar, daun jintan 25 lembar, daun meniran 12 sirip, daun murbei 9 lembardaun sendok 8 lembar, daun kumis kucing 50 lembar, daun bengang 8 lembar, gula enau 3 jari, dicuci dan di potong – potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x ¾ gelas.

Kembali ke Daftar Isi

KEMANGI
Nama latin: Ocimum basilicum L
Nama daerah: Kemangi; Kemangen; Surawung
Deskripsi tanaman: Tanaman semak yang tegak dengan bau khas, tinggi mencapai 1,5 meter. Bunganya berbibir berbentuk bulir warna putih dan merah muda. Bijinya bila kena air menggelembung seperti agar-agar.
Habitat: Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Eugenol; Sineol; Metilkhavikol; Protein; Kalsium
Khasiat: Diaforetikum
Nama simplesia: Ocimume Folium
Resep tradisional:
Perut kembung: Daun kemangi secukupnya, Dicuci bersih, Dimakan sebagai lalapan

KELOR
Nama latin: Moringa oliefera Lamk
Nama daerah: Kilor; Celor; Kerol; Kelo; Keloro
Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon yang tingginya lebih kurang 8 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam, warna putih kotor. Daun majemuk, panjang 20-60 cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung berlekuk, tulang menyirip ganjil, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, letak di ketiak daun, panjang 10-30 cm, mahkota warna putih. Buah polong, panjang 20-45cm, berisi 15-25 biji, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah cukup air, dengan cahaya matahari penuh pada ketinggian 300-900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Pterigospermin; minyak atsiri; Alkaloid moringin; Moringinin; Minyak lemak
Khasiat: Diuretik; Stimulan; Ekspektoran; Analgesik
Nama simplesia: Moringae Radix
Resep tradisional:
Bengkak dan Beri-beri: Kulit akar kelor secukupnya; Masoyi secukupnya; Kuncup cengkih secukupnya; Akar pepaya; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang bengkak
Sakit kepala dan Rematik: Akar kelor secukupnya; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada pelipis dan di belakang telinga. Pada penderita rematik, pasta tersebut dioleskan pada bagian yang terasa nyeri; Diborehkan 3 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

KELADI TIKUS
(Coleus amboinicus Lour.)
Famili: Araceae
Daerah: bira kecil, daun panta susu, ki babi, trenggiling mentik, ileus, kalamoyang.
Asing: Rodent tuber
Sifat Kimiawi: Belum banyak diketahui atau tidak dipublikasikan.
Efek Farmakologis: Hasil penelitian menunjukkan Membunuh / menghambat pertumbuhan sel kanker. Menghilangkan efek buruk chemoterapi Bersifat antivirus dan anti bakteri
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi dan seluruh tanaman, daun sampai akar, yang terbaik digunakan segar dalam bentuk juice (sari tanaman) dan langsung diminum sesudah diolah.

***LIHAT PERINGATAN ***
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan umbi. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KORENG: Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit.
FRAMBUSIA: Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit,
MENETRALISIR RACUN NARKOBA: Umbi sebesar ujung jari di cuci bersih dengan air matang, dikeprek dan di telan. Lakukan beberapa kali sehari. (Cara penggunaan ini berdasarkan informasi lisan dari seorang pemakai)
KANKER: PAYUDARA, PARU-2, USUS BESAR, RECTUM, LIVER, PROSTAT, GINJAL, LEHER RAHIM, TENGGOROKAN, TULANG, OTAK, LIMPA, LEUKEMIA, EMPEDU DAN PANKREAS.
Tanaman lengkap 3 batang (50 gr.) di rendam setengah jam, di cuci, ditumbuk halus, peras dengan kain, tambahkan ½ sendok madu, campur, minum. Lakukan 3 kali sehari. Air perasan harus segera diminum, tidak boleh disimpan.
PERINGATAN
1.WANITA HAMIL DILARANG MINUM TANAMAN OBAT INI.
2.TANAMAN DIHALUSKAN DENGAN CARA DITUMBUK TIDAK BOLEH DIBLENDER.
3. BILAMANA TANGAN GATAL TERKENA BUBUK INI, CUCILAH DENGAN AIR GULA.
4. HINDARKAN MATA DARI TUMBUKAN BAHAN INI.
5. AIR SARI KELADI TIKUS, HARUS DIMINUM SEGERA, TIDAK BOLEH DISIMPAN.
6. TANAMAN KELADI TIKUS MUDAH BUSUK BILA BASAH, JADI HARUS DISIMPAN DIKULKAS, DENGAN CARA, TANAMAN DIBUNGKUS DENGAN KERTAS DULU, DIMASUKKAN KEDALAM PLASTIK, SIMPAN DI KULKAS.
7. MINUM RAMUAN KELADI TIKUS SAAT PERUT KOSONG, SEKURANG-KURANGNYA SEJAM SEBELUMNYA.
8. PASIEN YANG BARU OPERASI, TUNGGU 2 MINGGU BARU BOLEH MINUM RAMUAN INI.
9. PENGARUH MINUM RAMUAN INI, 2 HARI PERTAMA MUAL, SEDIKIT DIARE, TINJA BERWARNA HITAM DAN BADAN LESU.
10. KADANG PASIEN MUAL DAN MUNTAH SETELAH LAMA MINUM RAMUAN INI, HENTIKAN PEMAKAIAN SAMPAI GEJALA HILANG BARU MINUM LAGI ATAU DOSIS DIKURANGI.

Kembali ke Daftar Isi

KEJI BELING
Nama latin: Reulla napifera Zoll Mor
Nama daerah: Daun picah beling; Keci beling; Enyoh kelo
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar, percabangan monopodial, warna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong, tepi beringgit, ujung dan pangkal runcing, [anjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong, berambut, warna ungu. Buah bulat, warna coklat.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena
Khasiat: Diuretik
Nama simplesia: Reullaea Folium
Resep tradisional:
Kencing batu: Daun Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh; dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari ¼ cangkir
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
KENCING KURANG LANCAR: Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.
BATU KANDUNG KENCING: Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci, lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing­-masing I/2 gelas.
BATU KANDUNG EMPEDU: Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh
KENCING MANIS: Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.
BATU GINJAL: Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. ATAU Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
SEMBELIT: Ambil ½ genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
WASIR: Daun segar 20 - 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan, saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

Kembali ke Daftar Isi

KECUBUNG
Nama latin: Datura metel L
Nama daerah: Kecubung; Kacubung; Kacobhung cobung
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu batang berkayu, bentuk batang bengkok tinggi dapat mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu sisi saja. Daun berhadapan, bentuk bulat bercangap. Bunganya berwarna ungu atau putih berbentuk terompet. Buahnya kotak bulat berduri, bijinya banyak berwarna coklat bulat pipih
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Daun ; Buah
Kandungan kimia: Alkaloid(skopolamina, hiosiamina, atropina); Flavonoid
Khasiat: Spasmolitik; Antitusif; Analgesik
Nama simplesia: Daturae albae Flos
Resep tradisional:
Bengkak: Daun kecubung segar secukupnya; Minyak kelapa secukupnya, Daun dibasahi dengan minyak kelap, kemudian dipanggang lalu diremas, Ditempelkan pada kulit yang bengkak
Kuping kopok: Buah kecubung 1 buah; Minyak jaitun/kelapa secukupnya, Buah kecubung dikeluarkan isinya lalu dipipis halus dan dicampur dengan minyak tadi lalu dimasukkan kembali pada kelontongannya lalu dipanasi sebentar hingga minyaknya panas; lalu diperas dengan kain, Minyak yang keluar kita gunakan untuk menetesi kuping yang sakit.
Sembelit: Daun kecubung beberapa helai; Minyak kelapa sedikit, Diremas-remas, Letakkan remasan daun tersebut di perut.
Ketombe: Daun kecubung (kering)7 helai; Minyak kelapa 5 sendok makan, Masukkan dalam botol dan tutup; kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari, Dioleskan pada kulit kepala 2 kali sehari; pagi; sore.
Reumatik: Daun kecubung segar 14 helai; Minyak kelapa 10 sendok makan, Daun kecubung dirajang dan dijemur kemudian ditambah minyak kelapa, simpan campuran tersebut selama 3 hari. Peras dan pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri; bila perlu; tambahkan sedikit minyak kayu putih.
Terkilir: Daun kecubung 14 helai; Sereh (dicacah halus)2 buah; Minyak kelapa 2 gelas, Campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan; minyaknya dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri.

Kembali ke Daftar Isi

KAYU ULES
Nama latin: Helicteres isora L
Nama daerah: Jelumpang; Dlumpang; Puteran; Kayu mules
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi sampai 4 m. Berbatang basah, kulit kayu berserat-serat. Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Tiap-tiap buah bertabung dan mempunyai satu baris biji kecil-kecil warna coklat tua.
Habitat: Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada dataran rendah sampai 1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Kulit kayu
Kandungan kimia: Pigmen kloroplas; Pitosterol; Saponin; Gula; Flobatanin; Asam hidroksikarboksilat
Khasiat: Stomakik; Antipiretik
Nama simplesia: Isorae Frustus, Isorae Cortex
Resep tradisional:
Obat cacing: Buah kayu ules 11 biji; air 110 ml, Direbus mendidih 15 menit, Diminum pagi dan sore.
Rematik: Kulit kayu ules 10 g; Akar 10 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum pagi sore.

Kembali ke Daftar Isi

KAYU RAPAT
Nama latin: Parameria laevigata
Nama daerah: Kayu rapet; Megat sih; Pegat sih; Madak si
Deskripsi tanaman: Semak menjalar, batang membelit, berkayu, berambut, cokelat. Daun tunggaal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing, daun muda berwarna hijau kemerahan setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, mahkota bentuk corong, warna putih. Buah polong. Biji bulat, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Tanin; Asam protokatekol
Khasiat: Stomakik; Antipiretik; Desinfektan
Nama simplesia: Parameriae Cortex
Resep tradisional:
Mengecilkan rahim:
Kayu rapat 2 jari tangan; Rimpang Kunci pepet 7 buah; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Air 100 ml , Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Keputihan: Kayu rapat 1 jari tangan; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Majakan ½ butir; Rimpang kunci pepet 2 buah; Kemukus 6 butir; Cengkih 2 buah; Jahe Sukun 1 buah; Jintan Putih 5 butir; Air 110 ml., Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

KAYU PUTIH
Nama latin: Melaleuca leucadendra L.
Nama daerah: Kayu gelam; Gelam; Ghelam; Waru gelang; Ilano
Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji.
Habitat: Tumbuh di daerah berawa-rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun di pegunungan.
Bagian tanaman: Daun ; Minyak dari daun ; Buah
Kandungan kimia: Minyak atsiri (Kayuputol, terpineol); Tanin
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Desinfektan; Ekspektoran; Antispasmodik
Nama simplesia: Melaleucae leucadendrae Folium, Oleum Malaleucae leucadendrae aethereum
Resep tradisional:
Batuk, Demam, Nyeri haid: Minyak kayu putih secukupnya; Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari tangan, Peras buah jeruk nipis, kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur, Dioleskan pada punggung dan dada; Untuk nyeri haid dioleskan pada perut.
Nyeri sendi, Akar pepaya 10 potong; Garam 1 sendok makan; Minyak kayu putih 2 sendok makan, Masukkan ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup rapat. Botol tersebut dijemur di sinar matahari selama 10 hari.

Kembali ke Daftar Isi

KAYU MANIS CINA
(Cinnamomum cassia Presl.) Famili: Lauraceae Daerah:
Asing: Chinesse Cinnamomum, Rou gui (Cina)
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Kulit Kayu: Cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol cinnzcylanine. phenypropyl acetate, tanin, saffrol. Buah mentah: Cinnamic aldehyde. cournarin, traps-cinnamic acids, beta sitosterol, Choline, protoca-techuric acid, syringe acid.
Efek Farmakologis: Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu: Pedas. manis. panas. Sedikit beracun (toksik). Masuk meridian ginjal, limpa dan kandung kemih. Menguatkan “Yang”, menghangatkan limpa dap ginjal, melancarkan peredaran darah, menghilangkan sakit­menambah napsu makan (stomakik) peluruh kentut (karminatif). Ranting muda: Pedas. manis. hangat. Masuk merindian kandung kemih. jantung dan paru-paru, Peluruh keringat (diaforetik) mengendurkan otot (muscle relaxant), menghangatkan dan melancar-kan sirkulasi di meridian, melancarkan pernapasan.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu dan ranting, dikeringkan untuk penyimpanan.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dg menggu-nakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini. menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT LAMBUNG, DIARE, GANGGUAN PENCERNAKAN: Bubuk kulit kayu 1,5 gram diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.
SHOCK, DEMAM, KAKI TANGAN BERKERINGAT. BATUK KARENA PARU-PARU DINGIN, SESAK NAPAS, REMATISM, NYERI HAID (DYSMENORRHEA), TIDAK DATANG HAID (AMENORRHEA) TEKANAN DARAH TINGGI, NYERI PADA UJUNG JARI (FROST-BITE), TUMOR DALAM PERUT (TUMOR ABDOMEN): Bubuk kulit kayu 0,5 - 2,5 gram diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.
DEMAM, FLU KARENA ANGIN DINGIN, BATUK SESAK BENGKAK MENAHAN CAIRAN, BENGKAK KARENA JANTUNG DAN GINJAL. SAKIT OTOT (RHEUMATISM), NYERI HAID, TIDAK DATANG HAID. EPILEPSI: Bubuk ranting muda 1,5 - 6 g digodok atau digiling menjadi bubuk, diseduh dengan air hangatMinum.
KONTRA INDIKASI: Sedikit beracun dan wanita hamil, penderita demam, Yin lemah, Yang kuat, penyakit pendarahan, dilarang minum.

Kembali ke Daftar Isi

KAYU MANIS
Nama latin: Cynamomum aromaticum Nees
Nama daerah: Sinamon; Keningar
Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai 18 m. Batang berwarna keabu-abuan dan berbau harum, percabangan dekat tanah, pada ranting tua sering tidak tumbuh daun-daun baru (gundul), tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak memanjang dengan ujung bulat/tumpul, meruncing dan lokos (licin dan mengkilap), dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu-abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak daun dan dipucuk-pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga pada bulan Juli hingga September. Buah buni memanjang berwarna merah coklat.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Tanin; Damar; lendir
Khasiat: Analgesik; Stomakik; Aromatik
Nama simplesia: Cinnamomi aromatici Cortex
Resep tradisional:
Mencret: Kayu manis(Padang)3 g; Buah kayu ules 2 g; Rasuk angin 2 g; Rimpang kencur segar 8 g; Ketumbar 3 g; Jintan hitam 2 g; Mungsi 2 g; Rimpang lempuyang 10 g; Pulosari 2 g; Buah adas 2 g; Biji kedaung 4 butir; Air sedikit, Dipipis hingga menjadi pasta, Ditapalkan di seluruh bagian perut; dan pakailah gurita.

Kembali ke Daftar Isi

KATU
Nama latin: Sauropus androgynus L. Merr
Nama daerah: Katuk; Daun katu; Katukan; Katuk manuk; Babing; Memata; Cekop manis; Simani; Keratur
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat telur berwarna hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih, kecil dan melekat pada cabang dan rantingnya.
Habitat: Tumbuh liar dihutan-hutan dan ladang-ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian 1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar
Kandungan kimia: Zat protein; Lemak; Kalsium; Posfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin C
Khasiat: Antipiretik; Laktagog
Nama simplesia: Sauropi Folium

Resep tradisional:
Demam: Akar katu 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 4 hari.
Pelancar ASI: Daun katu segar beberapa helai; Daun bayam; Daun lembayung; Daun Sawi; Kacang panjang; Kacang koro; Jantung pisang; Buah labu air; Buah labu merah, Dijadikan sayuran, Dimakan secara bergantian.

Kembali ke Daftar Isi

KASINGSAT
(Cassia occidentalis Linn)
Famili: Caesalpiniaceae
Daerah: Sunda: kasingsat, Jawa: menting, Melayu: kopi andelan, Simalor: bulinggang alas
Asing:
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara lain: Daun: Demeric anthrone glikosida, suatu pencahar yang sangat poten. Akar: alfa-hydroxy-anthraquinone 1,8-dihydroxy-anthraquinone , quercetin, emodin, heterodi-anthrone, chrysophanol.
Efek Farmakologis: Rasa pahit, dingin, agak beracun. Pengobatan radang mata, perangsang nafsu makan. pencahar (laxans), anti radang.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, biji, batang dan akar dikeringkan dibawah sinar matahari.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
SAKIT KEPALA BERULANG: Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas, dinginkan. Saring, minum 2 kali 1 gelas.
DIGIGIT ULAR: Segenggam daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya diminum dan ampasnya dibubuhi pada luka gigitan.
SULIT BUANG AIR BESAR, DYSENTRI, DIARE KRONIS, NYERI ULU HATI: Tanaman kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas.
BATUK, SESAK NAPAS, RADANG PARU-PARU: Tanaman kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. Dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas.
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS): Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat terhadap keputihan.
HEPATITIS: Tanaman kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.

Kembali ke Daftar Isi

KAPULAGA
Nama latin: Amamum campactum soland
Famili: Zingiberaceae
Daerah: Bali: Kapolagha, Jawa: Kapulaga, Madura: Kapulaga, Sunda: Palago, Minangkabau: Pelaga puwar
Asing: Ronde Kardemon
Sifat Kimiawi: Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak terbang-sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper, protein, gula, lemak dan silikat.
Efek Farmakologis: Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat. Penurun panas, anti tusif, peluruh dahak dan anti muntah.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman dan buah.
Cara budidaya: Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Wilayah: Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga tumbuh dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina, terutama di wilayah berbukit yang dingin, didaerah lembah dan terlindung. Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Ukuran: Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 – 3 m. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya (simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat. Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu-bu coklat, yang terbagi atas tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat. Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah. Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum L.) Maton yang berasal dari lran lebih harum baunya.Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung.
Kandungan & Manfaat:
Ekstrak (dimasak dengan air) dari seluruh tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam usus), kolik dan kelemahan. Tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok. Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya adalah bahan mamah, dipakai juga sebagai bumbu (untuk kue) dan sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas, mulut berbau (futor exore) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol, terpinylasetat, sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium-oksalat dan silisium. Selain itu juga mengandung minyak atsiri (alfaborneol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. KEJANG PERUT, REMATIK: Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum.
2. DEMAM, PANAS: Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring. airnya diminum.
3. Batuk: Buah dikunyah.
4. Mencegah Mual: buah direbus dan dimakan.
5. Bau Badan: rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.
6. RADANG AMANDEL, GANGGUAN HAID, KEJANG PERUT, OBAT KUMUR, INFLUENZA, RADANG LAMBUNG, SESAK NAPAS, BADAN LEMAH (SEBAGAI TONIKUM): Buah direbus, makan dan masih banyak yang lainnya.

Kembali ke Daftar Isi

MINDI KECIL
(Melia azedarach L)
Famili: Meliaceae
Daerah: Renceh, Gringging, Mindi, Cakra-cikri
Asing:
Sifat Kimiawi: Kaya kandungan kimia, kulit batang dan akar mengandung toosendanin C30H38O11 dan komponen yang larut C30H140O12, margoside, kaemferol, resin, tanin, n-triacontane, beta-sitosterol dan triterpen kulinone. Biji: resin yang sangat beracun.
Efek Farmakologis: Bersifat rasa pahit, dingin dan sedkit beracun, obat cacing, membersihkan panas dan lembab, laxative, peluruh air kemih (diuretik)
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit batang, Kulit akar dan daun, basah ataupun kering.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Cacingan: Kulit batang/akar segar 90 – 120 gr digodok dan diminum
Kudis: Kulit batang/akar digosok dan airnya buat cuci bagian yang sakit/gatal.

MIMBA
Azadirachta indica Juss
Famili: Meliaceae
Daerah: Imbo, Alembha, Intaran, Margo Sier
Asing:
Sifat Kimiawi: Efek Farmakologis: Rasa pahit (kecuali daging buah – manis), netral, anti-diabetes, abti-piretik, anti bilious, merangsang dan mengaktifkan kelenjar
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, Biji, Kulit Kayu dan Kayu
Cara budidaya: Menggunakan biji, cukup matahari dan sekitar 0 – 200 dpl
Resep tradisional:
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Kencing Manis: 7 lembar daun dimasak dengan 3 gelas menjadi 1 gelas, minum pagi dan sore
Disentri/Diare: Sama dengan di atas
Malaria/Masuk Angin: sama dengan pengobatan Kencing Manis.

Kembali ke Daftar Isi

MENIRAN
Nama latin: Phyllanthus niruri L.
Nama daerah: Memeniran; Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak
Deskripsi tanaman: Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna hijau, bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat. Bunga berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau keunguan. Biji kecil, keras, berwarna coklat.
Habitat: Meniran tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Kandungan kimia: Filantina; Hipofilantina; Kalium; Damar; Tanin
Khasiat: Membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh haid; Penambah nafsu makan
Nama simplesia: Phyllanthi Herba

MENGKUDU
Nama latin: Morinda citrifolia L.
Sinonim: Bancudus latifolia, Rumph
Familia: Rubiaceae
Nama daerah: Mengkudu; Kudu; Kemudu; Cangkudu; Bengkudu; Keumudu; Lengkudu; Bakudu; Kodhuk; Pace; Benthis; Makudu; Mekudu; Bingkudu; Wangkudu; Kungkudu; Manakudu; Bangkulu; Pamarae; Neteu; Labannan; Tibah; Ai-kombo.
Deskripsi tanaman: Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.
Habitat: Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Daun
Komposisi:
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril, sorandiyiol, Alkalaoid; Antrakuinon; Alzarin;
Khasiat: Hipotensif; Autelmintik; Emenagog.
Nama simplesia: Morindae citrifoliae Fructus
Resep tradisional:
Amandel: Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh lalu beningannya ditambah madu satu sendok teh, Untuk berkumur; ramuan tidak berbahaya bila tertelan.
Limpa membesar: Buah mengkudu (parut)2 buah; Cuka encer sedikit, Peras dan saring, Diminum 1 hari sekali 1 ramuan.
Sariawan: Buah mengkudu (parut)1 buah; Buah pisang batu 2 buah; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Tekanan darah tinggi, Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Hipertensi: Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok makan madu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
Sakit Kuning
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong gula batu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.
Demam (masuk angin dan infuenza)
Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
Batuk Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.
Sakit Perut
Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air panas.
Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.
Menghilangkan sisik pada kaki: Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit, kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.

Kembali ke Daftar Isi

MAHKOTADEWA
Sebagian ahli botani menamai mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana Warb. var. Wichannii (Val.) Back. Namun, sebagian yang lain menamainya berdasarkan ukuran buahnya yang besar-besar (makro), yaitu Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Sebutan atau nama lain untuk mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebutnya pusaka dewa, derajat, mahkota ratu, mahkota raja, trimahkota. Di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto mewo, makuto rojo, atau makuto ratu.
Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang berarti obat pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun menginggriskan namanya menjadi the crown of god.
Nama-nama lain yang sangat bagus itu umumnya dimunculkan berdasarkan khasiat yang dikandung pohon ini. Nama-nama lain itu juga mengandung daya tarik. Begitu hebatnya daya tarik itu sampai-sampai negara lain pun sudah meliriknya. Ini terbukti dengan adanya pesanan ekspor pohon mahkota dewa ke Singapura. Pesanan ini memang tidak dipenuhi karena sayang sekali kalau sampai negara lain yang mengembangkannya, bahkan lalu mematenkannya.
Meskipun banyak yang memberikan nama berkonotasi bagus kepada pohon ini, ada juga orang yang memberikan nama berkonotasi sebaliknya. Contohnya, di Depok, Jawa Barat, nama lain mahkota dewa adalah buah simalakama. Walaupun cukup mengagetkan, sebutan ini sebetulnya cukup beralasan. Soalnya, bagi penderita suatu penyakit, jika dimakan melebihi takaran, buah mahkota dewa akan menyebabkan efek negatif yang tidak diharapkan, dari sariawan hingga pusing dan mual-mual. Namun, jika tidak dimakan, penyakitnya malah mungkin tidak bisa disembuhkan. Memang, dalam mengonsumsi buah ini, dosis yang benar-benar tepat harus diperhatikan.
Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti sakit lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba) dan penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga) bisa disembuhkan dengan pohon ini. Mahkota dewa bisa digunakan sebagai obat dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar, dengan cara dioleskan atau dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit yang bisa disembuhkannya, sebutan pusaka para dewa memang layak disematkan untuk pohon ini.
Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna.
Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.
Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung polifenol.
Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.
Pembuktian empiris yang ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda, dari yang berat sampai yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah salah satu contoh. Pembuktian empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota dewa.

Pembudidayaan Mahkota Dewa
Bagian-bagian Pohon
Pohon mahkota dewa termasuk anggota famili Thymelaecae. Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5—2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun.
Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang. Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.
Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulitnya berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya berwarna putih. Batangnya ini bergetah. Diameternya mencapai 15 cm. Percabangan batang cukup banyak. Batang ini secara empiris terbukti bisa mengobati penyakit kanker tulang.
Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong-langsing-memanjang berujung lancip. Sekilas menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat. Warnanya hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Pertumbuhannya lebat. Panjangnya bisa mencapai 7—10 cm, dengan lebar 3—5 cm. Daun mahkota dewa termasuk bagian pohon yang paling sering dipakai untuk pengobatan. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara merebusnya. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor.
Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2—4 bunga. Pertumbuhannya menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih. Bentuknya seperti terompet kecil. Baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim, tetapi paling banyak muncul pada musim hujan. Bunga mahkota dewa belum terbukti dapat digunakan untuk pengobatan.
Buah mahkota dewa merupakan ciri khas pohon mahkota dewa. Bentuknya bulat, seperti bola. Ukurannya bervariasi, dari sebesar bola pingpong sampai sebesar apel merah. Penampilannya tampak menawan, merah menyala. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu, tampak seperti berkilau. Apalagi jika sudah tua. Penampilan buah mahkota dewa memang tampak merangsang selera untuk memakannya. Namun, hati-hati. Memakannya berarti harus bersiap-siap untuk setidaknya merasakan mabuk atau pusing. Buah ini mampu tumbuh dengan cukup lebat. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang, dan biji.
Saat masih muda, kulitnya berwarna hijau. Namun, saat sudah tua, warnanya berubah menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5—1 mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada ukuran buah. Dalam pengobatan, kulit dan daging buah tidak dipisahkan. Jadi kulit tidak perlu dikupas dulu. Saat masih muda, rasa kulit dan daging ini sepet-sepet pahit. Namun, saat sudah tua, rasanya berubah menjadi sepet-sepet agak manis. Jika dimakan langsung akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Karenanya, tidak dianjurkan untuk memakannya langsung. Dianjurkan pemanfaatan kulit dan daging buah dengan cara merebusnya terlebih dahulu. Kulit dan daging buah ini antara lain mampu mengobati flu, rematik, sampai kanker rahim stadium akhir. Kulit dan daging buah juga termasuk bagian pohon yang paling sering digunakan untuk pengobatan.
Cangkang buah adalah batok pada biji. Jadi, cangkang ini bagian buah yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah berwarna putih. Ketebalannya bisa mencapai 2 mm. Rasa cangkang buah juga sepet-sepet pahit, tetapi lebih pahit daripada kulit dan daging. Juga tidak dianjurkan untuk memakannya langsung. Soalnya, dapat menyebabkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Pemanfaatannya juga dianjurkan dengan cara merebusnya. Cangkang ini terbukti dapat digunakan untuk pengobatan, antara lain dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati. Seperti daun dan kulit serta daging buah, cangkang juga termasuk bagian pohon yang paling sering digunakan untuk pengobatan. Cangkang ini lebih mujarab dibandingkan dengan kulit dan daging buah.
Seperti bentuk buahnya, biji buah juga bulat. Warnanya putih. Diameternya mencapai 2 cm. Biji ini sangat beracun. Jika tergigit akan menyebabkan lidah kaku, mati rasa, dan badan meriang. Karenanya, biji ini hanya digunakan untuk obat luar sebagai obat oles. Biji ini terbukti dapat digunakan untuk mengobati aneka penyakit kulit. Pemanfaatan biji dilakukan dengan cara mengeringkan dan menyangrainya sampai gosong.
Sangat tidak dianjurkan untuk memakan buah mahkota dewa mentah-mentah. Soalnya, akibat yang ditimbulkannya cukup serius. Di Depok pernah ada yang mencoba memakan buahnya begitu saja. Hasilnya, orang itu langsung mabuk. Di Yogyakarta juga pernah ada yang mencoba menelan bijinya mentah-mentah. Hasilnya lebih parah. Dia merasakan tubuhnya sangat panas, seperti terbakar api, dan buang-buang air terus-menerus. Namun, setelah tidur, keesokan harinya, tubuhnya terasa sangat segar. Memang, hanya orang-orang tertentu yang merasa tidak bermasalah dalam mengonsumsi mahkota dewa mentah-mentah.
Ibu-ibu yang hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Soalnya, kemampuan mahkota dewa yang bisa meningkatkan kontraksi otot rahim sangat berbahaya bagi kondisi kehamilan.
Efek yang biasanya muncul setelah mengonsumsi mahkota dewa adalah serangan rasa kantuk. Efek seperti ini normal-normal saja. Efek yang lain adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini, perbanyaklah minum air putih. Dosis mahkota dewa pun perlu dikurangi jika meminumnya lagi. Jika mabuk lagi, hentikan pemakaian sementara.
Untuk penyakit-penyakit dalam dan sangat serius seperti misalnya kanker rahim setelah mengkonsumsi Mahkota Dewa badan bisa panas dingin dan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah yang berbau busuk. Hal ini merupakan proses membersihkan penyakit.
Awalnya, selain sebagai tumbuhan obat, mahkota dewa berfungsi sebagai pohon peneduh. Karena pohon ini juga tampak indah, terutama bunga dan buahnya, banyak orang yang memfungsikannya sebagai pohon hias. Meskipun indah, pohon ini sebenarnya mengandung racun. Racun ini terutama tersimpan di dalam bijinya. Karenanya, sikap berhati-hati perlu dikembangkan dalam menanam, mengonsumsi, dan mengolah hasil pohon ini. Bahkan setelah menjadi ramuan obat sekalipun, jika pemakaiannya melebihi dosis yang dianjurkan, efek-efek negatif yang tidak diharapkan bisa tetap muncul.
Uniknya, menurut seorang peneliti dari Gajah Mada, tanaman yang beracun biasanya justru sangat bagus untuk menanggulangi tumor dan kanker ganas. Analoginya, ular kobra terkenal dengan bisanya yang sangat mematikan, tetapi darahnya sangat manjur untuk pengobatan. Sebetulnya, bukan hanya mahkota dewa yang beracun. Beberapa pohon obat lain pun beracun. Dalam buku Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker, dr. Setiawan Dalimarta menuliskan dua belas pohon beracun yang manjur untuk menyembuhkan kanker. Pohon-pohon itu adalah bidara laut, tapak dara, ceguk, daun encok, jarak, kamboja merah, kayu manis cina, ki tolod, leunca, pacar air, sikas, dan tali putri. Selain itu tanaman keladi tikus juga amat beracun.

Kembali ke Daftar Isi

Dari Dataran Rendah sampai Dataran Tinggi
Mahkota dewa tergolong pohon yang mampu hidup di berbagai kondisi, dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Pohon ini mampu hidup di ketinggian 10—1.200 meter dpl (dari permukaan laut). Namun, pertumbuhannya paling baik jika ditanam di ketinggian 10—1.000 meter dpl.
Sampai saat ini belum ada orang yang secara serius mengupayakan perbanyakan mahkota dewa. Salah satu sebabnya mungkin karena pembudidayaannya yang memang susah-susah gampang. Yang sudah diketahui dengan pasti, mahkota dewa bisa ditanam di tanah pekarangan atau kebun, dan bisa juga ditanam di dalam pot. Pohon ini akan tumbuh dengan sangat baik jika ditanam di tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Pohon yang ditanam di dalam pot pertumbuhannya tidak setinggi yang ditanam di kebun atau pekarangan.
Perbanyakan pohon bisa dilakukan secara vegetatif dan secara generatif. Dari sekian cara perbanyakan vegetatif, hanya pencangkokan yang telah menunjukkan keberhasilan. Dengan setek batang belum ada hasilnya.
Sebetulnya, pencangkokan agak sulit dilakukan karena batang mahkota dewa sangat bergetah. Pencangkokan baru bisa dilakukan jika batang yang dikupas sudah mulai mengering. Pencangkokan juga sebaiknya dibantu dengan krim hormon perangsang pertumbuhan akar.
Hal yang perlu dilakukan dalam mencangkok adalah memberikan tambahan air bila tak ada hujan. Kurangi cabang yang terlalu panjang dan banyak. Kurangi juga daunnya bila terlalu lebat. Dalam waktu 2—3 minggu, akar batang yang dicangkok sudah mulai tumbuh. Cangkokan bisa dipindahkan ke media penanaman setelah usianya mencapai 6 – 8 minggu
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan biji. Perbanyakan dengan cara ini paling banyak dilakukan karena memang paling mudah. Kelemahannya, pertumbuhan pohon lebih lama.
Dalam perbanyakan dengan biji, mula-mula petik buah yang benar-benar sudah tua atau matang di pohon, ambil bijinya yang tersembunyi di balik cangkangnya, kemudian semaikan biji itu di tempat persemaian dengan media sekam bakar dicampur dengan kompos. Setelah bertunas, pindahkan ke media penanaman permanen, baik di pekarangan maupun di dalam pot.
Biji yang dipilih untuk disemaikan adalah biji yang benar-benar bagus. Ciri biji yang bagus adalah berisi penuh saat dipegang, keras, tidak kempes, dan tidak cacat dimakan ulat.
Saat penyemaian, perawatan yang perlu dilakukan adalah memperhatikan kelembapan medianya. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan hand sprayer atau semprotan yang lembut. Pemupukan tidak boleh menggunakan pupuk kimia karena bisa mengurangi khasiat obatnya. Yang paling aman menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah tak berbau.
Tanaman dipindahkan ke media penanaman setelah berumur dua bulan atau ketinggiannya sudah mencapai 10—15 cm. Cara memindahkannya dengan melubangi bagian bawah polybag lalu memasukkannya ke lubang tanam. Setelah dipindahkan ke media penanaman permanen, perawatan yang perlu dilakukan adalah menyiraminya setiap hari dan memberikan pupuk kandang atau pupuk kompos dua minggu sekali.
Media penanaman di pekarangan atau kebun sama dengan media untuk tanaman buah pada umumnya. Media penanaman di dalam pot adalah tanah, kompos atau pupuk kandang, pasir atau sekam dengan perbandingan 1: 1: 1. Pot yang digunakan sebaiknya berukuran diameter 30 cm dan tinggi 40 cm. Bahannya bisa dari tanah, plastik, kayu, atau kaleng.
Di samping memiliki kelemahan seperti disebut di atas, penanaman di dalam pot memiliki banyak keunggulan. Yang paling menonjol adalah penempatannya yang bisa dilakukan di mana pun. Bisa di dalam kamar, di atas kamar, di atas pagar, di atas got, atau bisa pula di atas genting. Penanamannya pun bisa dilakukan secara vertikultur. Penanaman secara vertikultur ini, di banyak negara seperti Jepang dan Cina, menyumbangkan hasil pertanian yang cukup dominan.
Dalam umur 10—14 hari sejak biji disemai, daun-daun mulai tumbuh. Bunga mulai kelihatan ketika pohon sudah berusia 8—12 bulan. Sementara itu, buah akan muncul saat pohon berusia 10—12 bulan. Buah ini akan sangat bagus pertumbuhannya jika penyiraman dilakukan dengan rutin dan teratur. Soalnya, buah mahkota dewa memerlukan banyak air.
Buah bisa dipetik saat sudah berusia dua bulan. Saat itu buah sudah matang. Cirinya, antara lain, kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula pasir. Jika sudah matang, sebaiknya buah langsung dipetik. Pemetikan jangan ditunda sebab buah bisa membusuk. Buah yang busuk kualitasnya sudah menurun. Begitu juga dengan khasiatnya. Menurut hasil penelitian, buah yang matang maupun mentah kandungannya sama. Hanya saja, jika akan dibuat menjadi minuman instan hendaknya gunakan buah yang benar-benar matang. Sebaliknya, untuk pengobatan sakit kanker, justru lebih baik memanfaatkan buah yang masih mentah dan hijau.
Pemupukan
Untuk mendapatkan mahkota dewa yang berkualitas, sebaiknya hindari pemupukan dengan menggunakan pupuk-pupuk anorganik. Cukup gunakan pupuk organik saja. Pemakaian pupuk anorganik akan mempengaruhi kandungan kimiawi daun dan buah mahkota dewa.
Pupuk organik bisa dibuat sendiri dengan cara-cara yang sederhana misalnya:
1. Membusukkan sampah rumah tangga dengan membuatkan lobang di tanah, bila sudah penuh, uruk dengan tanah. Untuk mempercepat pembusukan bisa menggunakan sirup manis 3 sendok makan. Bisa juga menggunakan bakteri M-Bio.Berikan tanda ditempat tersebut, dua bulan kemudian sampah tersebut bisa dijadikan pupuk.
2. ila tanaman sudah berumur sepuluh bulan perlu diberikan pupuk buah yang alami buatan sendiri, yakni dengan membakar sampah organic yang kering, sekam padi atau lebih bagus lagi sampah-sampah dari daun dan ranting Mahkota Dewa. Pembakarannya jangan semua jadi abu, bila sampah atau sekam sudah nampak membara segera siram dengan air, biarkan hingga dingin. Sebulan sekali tanah disekitar pohon di dangir atau digemburkan., taburkan sampah organic di sekitar pohon.
3. isa juga memanfaatkan kepala udang atau sampah ikan dan daging, tanam disekitar pohon. Untuk menghindari semut bisa memanfaatkan biji Mahkota Dewa, cengkeh dan tembakau yang dibuat tepung.
4. eringkan tahi kambing, kotoran sapi, ayam dan kotoran hewan lainnya. Bila sudah tidak berbau, kotoran tersebut bagus untuk pupuk.

Kembali ke Daftar Isi

Bagian dari TOGA
Ada yang mendefinisikan pohon atau tanaman obat sebagai pohon yang salah satu, sebagian, atau seluruh bagiannya mengandung zat atau bahan yang berkhasiat menyembuhkan penyakit. Bagian yang dimaksud bisa daun, batang, akar, umbi, buah, atau bunga. Dari definisi di atas, yang termasuk pohon obat yang tumbuh di Indonesia ternyata setidaknya terdiri dari 940 jenis pohon. Mahkota dewa hanyalah satu satu jenisnya.
Dalam penanamannya, pohon-pohon obat itu bisa dibentuk menjadi suatu taman obat. Istilah yang populer untuk menyebut taman ini adalah TOGA, taman obat keluarga. TOGA ini bisa dirancang di kebun kecil, pekarangan, atau di dalam rumah. Salah satu patokan yang harus dipegang dalam merancang TOGA, terutama yang di pekarangan atau di dalam rumah, adalah faktor estetika atau keindahan taman dan rumah. Jangan sampai kehadirannya justru merusak pemandangan. Untuk itu, harus ada semacam ‘penyesuaian’ antarpohon serta antara pohon dan benda-benda lain, seperti kolam, lampu, jalan setapak, atau kandang-kandang. ‘Penyesuaian’ ini bersifat sangat relatif, tergantung pada selera pemilik.
TOGA sangat bermanfaat bagi keluarga. Selain sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan sendiri untuk menyembuhkan aneka penyakit, hasil TOGA juga bisa dijual. Sayangnya, minat masyarakat Indonesia dalam membuat TOGA masih kurang. Penyebabnya antara lain sebagai berikut.
1. Masyarakat Indonesia terbiasa dengan hal-hal yang praktis. Harus diakui, meramu TOGA membutuhkan waktu dan sedikit pengetahuan, sedangkan obat-obatan modern bersifat sangat praktis. Kepraktisan ini juga digembar-gemborkan oleh aneka media massa melalui iklan.
2. Stikangnya lahan untuk merancang TOGA. Padahal, ini bukan alasan. Soalnya, TOGA bisa dirancang di atas kamar sekalipun.
3. Sulitnya mendapatkan bibit-bibit pohon obat. Memang ada beberapa pohon obat yang bibitnya sulit didapat. Namun, banyak juga yang bibitnya sangat gampang didapat.
4. Kurangnya pemahaman akan manfaat dan cara pengolahan TOGA. Kendala ini hanya bisa diatasi dengan kesadaran sendiri untuk mencari informasi tentang manfaat dan cara mengolah atau merancang TOGA.

Kembali ke Daftar Isi

Dilihat dari polanya, penanaman pohon obat di TOGA ada dua cara. Pertama, penanaman secara monokultur. Artinya, satu jenis tanaman obat ditanam secara berkelompok di satu areal tanam. Kedua, penanaman secara tumpang sari. Artinya, beberapa jenis obat ditanam secara berbarengan di satu areal tanam. Kedua pola di atas memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Salah satu kelemahan monokultur adalah adanya kesan monoton.
Mahkota dewa bisa ditanam secara monokultur ataupun secara tumpang sari. Untuk menghindari kesan monoton, sebaiknya mahkota dewa ditanam secara tumpang sari. Mahkota dewa bisa ditanam dengan daun dewa, sambiloto, atau kumis kucing. Dalam penanaman di dalam pot, mahkota dewa bisa disandingkan dengan handeuleum, cengkaruk, atau keji beling.
Dalam menanam mahkota dewa, kehati-hatian mutlak diperlukan. Jangan sampai pohon ini dapat ‘dipermainkan’ oleh anak kecil, terlebih balita. Soalnya, bisa saja buahnya dipetik lalu coba-coba dimakan olehnya. Ini tentu sangat berbahaya.
Bibit mahkota dewa bisa diperoleh di beberapa penjual khusus bibit pohon obat-obatan. Bibit ini bisa juga diperoleh di beberapa penjual ramuan tradisional. Harganya bervariasi, tergantung pada umur pohon dan buah yang muncul. Makin tua pohon, makin mahal harganya. Pohon yang sudah berbuah juga lebih mahal daripada pohon yang belum berbuah. Pada tahun 2001, harga pohon yang belum berbuah sekitar Rp40.000. Untuk yang sudah berbuah, harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Pembasmian Musuh Alami
Mahkota dewa mempunyai musuh alami berupa hama pengganggu. Hama yang biasanya muncul adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah. Pemberantasan hama ini jangan menggunakan pestisida sebab racun atau residu pestisida dapat menempel dan tertinggal di bagian-bagian pohon. Dikhawatirkan residu ini terbawa atau tidak hilang ketika mahkota dewa diracik menjadi obat-obatan. Akibatnya, alih-alih menyembuhkan, malah penyakit tambahan yang didapat.
Pembasmian musuh alami ini sebaiknya menggunakan pestisida buatan sendiri yang terbuat dari campuran tembakau, mamba, lengkuas, serai, sabun colek, daun sambiloto, brotowali, bawang putih, dan biji srikaya yang dihancurkan. Jika tidak semuanya tersedia, beberapa bahan bisa diabaikan. Bahkan, jika susah mendapatkan semua bahan di atas, biji mahkota dewa itu sendiri bisa dipergunakan untuk membasminya.
Contoh formula untuk membuat pestisida:
daun mimba 8 kg
lengkuas 6 kg
serai 6 kg
sabun colek 20 gr
air 20 lt

Cara membuatnya sebagai berikut.
Tumbuk-haluslah daun mimba, lengkuas, dan serai. Campurkan. Masukkan campuran tersebut ke dalam ember besar. Tambahkan 20 liter air. Aduk sebentar, lalu diamkan selama 24 jam. Keesokan harinya, saringlah dengan kain halus. Masukkan sabun colek yang telah dilarutkan dengan sedikit air ke dalam campuran. Setelah itu, tambahkan lagi 60 liter air. Sebaiknya air yang digunakan adalah air panas atau air hangat. Penggunaan air panas atau hangat ini akan memperbesar kelarutan bahan aktif dalam air sehingga pestisida akan bekerja lebih cepat.
Cara mengaplikasikan pestisida buatan itu adalah dengan langsung menyemprotkannya pada hama pengganggu, baik yang sendiri maupun yang berkelompok. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mencegah penguraian bahan aktif akibat teriknya matahari. Frekuensi penyemprotan umumnya dilaksanakan dua sampai tiga kali dengan selang waktu tiga hari.
Pemanenan
Dalam memanen mahkota dewa, perhatikan dulu bagian apa yang akan dipanen. Soalnya, cara memanen setiap bagian pohon mahkota dewa berbeda-beda. Contohnya, cara memanen daun tidak sama dengan cara memanen buah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petunjuk umum berikut.
1. Daun yang dipanen adalah daun yang masih segar dan tidak terkena penyakit. Daun yang dipanen sebaiknya yang sudah cukup tua. Cirinya, bentuknya paling besar dibandingkan dengan daun lain. Warnanya pun lebih gelap.
2. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah benar-benar matang dan sehat atau tidak terkena penyakit. Cirinya, tampak segar, tidak memiliki cacat sekecil apa pun, dan berwarna merah marun.
3. Biji yang diambil untuk obat adalah biji dari buah yang sudah benar-benar matang tadi.
4. Khusus untuk tujuan pengobatan kanker dan lever petiklah buah yang masih berwarna hijau namun cukup tua, tandanya warna buah hijau tua.
5. Batang. Batang yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Cirinya, warna cokelatnya lebih banyak daripada warna hijaunya.

Kembali ke Daftar Isi

PEGAGAN[Centella Asiatica]
Famili: Umbelliferae atau Apiaceae
Daerah: Rumput kaki kuda, Antanan gede, Panegowang atau kisu-kisu
Centella terdiri dari sekitar 40 spesies dengan ragam yang berbeda-beda di Indonesia, dimana penyebarannya terbatas, kecuali C.asiatica yang penyebarannya sampai Asia Tenggara dan meluas ke berbagai negara sub-tropis. Tanaman ini telah digunakan untuk proses penyembuhan agar lebih baik, perbaikan ingatan, kanker, kekebalan, jamu, penyakit pernafasan, perawatan penyakit pada kulit (seperti psoriasis dan eczema), memperbaiki bekas luka, nyeri haid, menguatkan urat, pembersih darah, tekanan darah tinggi, obat penenang, obat anti-stress, anti-cemas, dan perangsang, peningkat kekebalan, dan penyesuaian tubuh, dan lain-lain.
Sifat Kimiawi: Asiaticoside, thankunside, isothankunside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garam K, Na, Ca, Fe, vellarine, tatin, mucilago, resin, pektin, gula, vitamin B
Efek Farmakologis: Sifatnya manis dan sejuk, anti infeksi, anti racun, penurun panas, asiaticoside dan vellarine. Daun: sebagai atringensia dan tonikum ; Pegagan dikenal untuk revitalisasi tubuh dan otak yang lelah dan untuk kesuburan wanita. Memperbaiki sirkulasi dengan revitalisasi pembuluh darah
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Cara budidaya: Menggunakan stolon dan akar tunggang (bonggol). Stolon berakar/bertunas dipotong-potong sepanjang 2.5 cm dan tanam langsung. Dalam 14 hari sudah tumbuh.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1 Infeksi batu saluran kencing/kencing keruh: rebus 30 gr daun segar dgn air beras bilasan.
2 Susah kencing: Lumatkan 30 gr pegagan segar, tempel dipusar.
3 Pembengkakan hati: rebus 240-600 gr pegagan segar dan minum secara rutin
4 Campak: Rebus 60 -120 gr pegagan segar, minum secara rutin.
5 Bisul: pegagan segar 30-60 gr, direbus, diminum, pegagan segar dilumatkan dan ditempel ke bisul
6 Mata merah, bengkak: pegagan, cuci bersih, lumatkan dan saring, airnya diteteskan ke mata 3-4 x sehari
7 Batuk darah, muntah darah, mimisan: Rebus 60-90 gr daun segar dan diminum
8 Batuk kering: segenggaman segar dilumatkan, peras dan ditambah air serta gula batu secukupnya lalu minum
9 Darah Tinggi: Daun 20 lb, direbus dengan 3 gls air menjadi 2.25 gls, minum 3 x ¼ gelas
10 Wasir: rebus 3-4 pohon pegagan dengan 2 gelas air selama 5 menit lalu diminum.
11 Keracunan gelsemium, elegans, arsenic: rebus 15-30 gr segar lalu minum

PULUTAN
Nama latin: Urena lobata L
Nama daerah: Pungpulutan; Pungpurutan; Legetan; Polot; Kaporata
Deskripsi tanaman: Perdu, tinggi 1-2 meter, batang berkayu, berbulu lebat, berwarna ungu. Daun tunggal, bulat telur, berbulu warna hijau sampai ungu. Bunga tunggal, di ketiak daun, warna merah. Buah kotak, tertutup rambut seperti sikat warna cokelat, biji, segitiga putih
Habitat: Tumbuh pada tanah sedikit cahaya matahari, tidak lembab pada dataran rendah hingga 1750 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar ; Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Alkaloid; Garam kalium
Khasiat: Antiinflamasi; Antirematik; Hemostatik; Antipiretik
Nama simplesia: Urenae lobatae Radix, Urenae lobatae Herba
Resep tradisional:

Disentri, Sakit perut, Demam
Akar pulutan 2 jari tangan; Tepung garut 1 sendok makan; Air 2 gelas, Direbus sampai mendidih, Diminum sebagai pengganti minum air teh

PULE PANDAK
Nama latin: Rauwolfia serpentina Benth
Nama daerah: Akar tikus
Sifat Kimiawi: Mengandung alkaloid, terdiri dari 3 group yaitu alkaline kuat: quarterary ammonium compound serpentine, sarpagine dan samantine, penyerapan jelek jika digunakan per-oral ; tertiary amine derivate yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline dan tetraphyllicine ; alkaline lemah secondary amines reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine dan canescine.
Efek Farmakologis: Akar – rasa pahit, dingin, sedikit beracun. Penenang dan penurun tekanan darah, melancarkan sirkulasi, menghilangkan sakit, penurun panas dalam dan panas liver, anti radang. Batang dan Daun – Pahit, manis, sejuk. Menolak angin, menurunkan tekanan darah, melancarkan darah beku.
Deskripsi tanaman: Perdu rendah, tingginya 30-50 cm. Daun tunggal berbentuk anak tombak berujung lancip. Pada masa vegetatif, satu ruas terdiri dari 3 daun. Mahkota bunga bagian luar putih, bagian dalam beralur kemerahan, membentuk tabung kecil dengan bagian tengah berbentuk pundi-pundi. Membentuk karangan dipuncak batang, tapi pada masa vegetatif selanjutnya karangan bunga terdesak ke samping oleh kuncup hingga yang mula-mula terminalis akan berubah axialis. Buah batu berbiji dua yang menonjol, tampak dari luar, mula-mula hijau lalu merah dan akhirnya hitam mengkilat.
Habitat: Tumbuh pada daerah berdrainase baik pada ketinggian 50-300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Alkaloid ajmalina; Serpentina; Alstonina; Reserpina; Sarpagina; Yohimbina; Alkaloid
Khasiat: Antiinflamasi; Hipotensif; Sedatif; Analgesik; Antipiretik
Nama simplesia: Rau wolfiae Radix, Mustelae Radix
Resep tradisional:
Tekanan darah tinggi
Akar pule pandak 0,7 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 1 kali sehari 100 ml

PULOSARI
Nama latin: Alyxia stellata Rest. Sch
Nama daerah: Palasari; Pulosari; Pulawaras
Deskripsi tanaman: semak, merambat, batang berkayu bulat, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, lonjong, warna putih kehijauan. Perbungaan bentuk malai, di ketiak daun, mahkota bentuk corong, warna putih. Buah kecil, bulat telur, warna hijau.
Habitat: Tumbuh merambat di hutan-hutan di daerah pegunungan.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Andrografin; Andrografoloid; Panikulin
Khasiat: Stomakik; Karminatif; Antispasmodik; Antitusif; Emenagog
Nama simplesia: Alyxiae Cortex
Resep tradisional:
Sariawan; Mulas
Kulit kayu pulosari (serbuk)1 sendok teh; Buah adas (serbuk)10 butir; Pisang batu masak 2 buah; Pisang batu mengkal 2 buah; Air sedikit, Serbuk pulasari dan Adas diseduh dengan air panas; pada seduhan ditambahkan pisang batu; kemudian diremas dan diperas.

PRASMAN
Nama latin: Eupatorium triplinerve Vahl
Nama daerah: Ayapana; Godong prasman; Raja panah; Jukut prasman
Deskripsi tanaman: Semak, batang berkayu, beruas-ruas, warna merah muda. Daun tunggal berhadapan, helaian daun bentuk lanset, warna hijau keunguan. Perbungaan tumbuh di ujung batang, warna hijau kemerahan
Habitat: Tumbuh liar pada daerah dataran rendah sampai 1600 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Kumarin; Ayapin; Ayapinim
Khasiat: Antitusif; Diaforetik; Stimulan
Nama simplesia: Eupatorii Folium
Resep tradisional:
Busung air
Daun prasman 9 helai; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Demam
Daun prasman 9 helai; Daun gambir hutan 1 genggam; Herba meniran 5 tanaman; Rimpang temu lawak 7 keping; Air 115 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Sariawan usus
Daun prasman 5 helai; Daun jintan 3 helai; Herba meniran 5 tanaman; Buah anyang-anyang 5 butir; Rimpang temu lawak 5 keping; Akar kelembak 3 g; Air 120 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

PAPAYA
Nama latin: Carica papaya L
Nama daerah: Kates; Telo gantung; Gedang
Deskripsi tanaman: Semak berbentuk pohon, pohon dengan batang yang lurus bulat silindris, kadang-kadang bercabang, sebelah dalam berongga serupa spons, tinggi antara 2,5-10 m. Daun bertangkai panjang menyerupai pipa dan helai daunnya berbentuk jari, daun berjejal pada ujung batang dan ujung cabang. Bunganya hampir selalu berkelamin satu dan berumah dua. Bunga jantan pada tandan dan bertangkai panjang, kelopak sangat kecil, mahkota bunga berbentuk terompet. Bunga betina kebanyakan berdiri daun mahkota lepas atau hampir lepas, berwarna putih kekuning-kuningan. Buahnya bulat telur memanjang. Buah pepaya mentah berwarna hijau dan menjadi kuning kemerahan bila sudah masak. Berbiji banyak yang dibungkus selaput berisi cairan, didalamnya berdiri tempel.
Habitat: Bisa ditanam mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 100 m dpl. banyak ditanam di halaman rumah, dikebun dan banyak diusahakan di perkebunan.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji ; Getah buah ; Akar ; Bunga
Kandungan kimia: Alkaloid papaina; Karpaina; Pseudokarpaina; Glikosida karposid; Saponin; Karisina; Papaina; Papayatimina; Fitoklimasa; Karatinoid; Pektin; Galaktosa; Asam galakturonat
Khasiat: Stomakik; Emenagog; Antelmintik; Anti inflamasi; Antelmintik; Diuretik
Nama simplesia: Caricae Folium
Resep tradisional:
Obat cacing: Akar pepaya 1 jari tangan; Bawang putih 1 umbi; Air 100 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml.
Demam dan mulas: Daun pepaya muda segar 1 helai; Daging buah asam secukupnya; Air 100 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml.
Haid yang disebabkan karena kecapaian: Daun pepaya muda segar 1-2 helai; Garam sedkit; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.
Malaria: Daun pepaya muda segar 1 helai; Meniran 5 tanaman; Air 100 ml, Direbus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml (infus); ¼ cangkir (pipisan).
Nyeri sendi: Akar pepaya(potongan)1/2 botol sirup; Garam dapur 2 sendok makan; Kayu putih 2 sendok makan; Arak secukupnya, Semua ramuan dimasukkan kedalam botol; ditambah arak sampai penuh ; kemudian jemur di panas matahari selama 10 hari, Digosokkan pada sendi-sendi yang sakit; sesaat sebelum tidur.

Kembali ke Daftar Isi

PATIKAN KEBO
Nama latin: Euphorbia hirta L
Nama daerah: Patikan kebo; Patikan jawa; Mangkokan
Deskripsi tanaman: Tanaman herba yang tegak atau memanjat atau menjalar banyak tumbuh secara liar di kebun, di ladang, di tepi sungai. Daunnya berbentuk taji dan berbulu berwarna hijau, merah kecoklatan. Batang berwarna merah coklat dan berbulu juga.
Habitat: Dapat tumbuh sampai 1400 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Flavonoid; Glikosida; Sterol; Eufosterol; Jambulol; Asam melisat; Asam forbat; Alkolid; Gula; Tanin.
Khasiat: Antiinflamasi; Hemostatik; Ekspektoran; Spasmolitik; Diuretik; Antipuritik.
Nama simplesia: Hirtae Herba
Resep tradisional:
Batuk: Patikan kebo 1,2 g; Jahe 48 g; Manis jangan 4,8 g; Kapulogo 1,2 g; Cengkeh 4,8 g; Sirih 14,4 g; Saga 2,4 g; Poko 1,3 g; Gula 78 g; Air 120 ml, Patikan kebo; Jahe; Sirih; Saga; dan Poko dipotong=potong dan direbus sampai mendidih; kemudian disaring; manis jangan dipotong-potong; kapulogo di tumbuk; cengkeh direbus lagi dengan air hasil saringan tadi sampai mendidih; disaring digunakan untuk merebus gula sampai diperoleh 120 ml sirup, Diminum; Dewasa 3 kali sehari; 1-2 sendok makan; anak-anak 3 kali sehari; 1-2 sendok teh.
Bronkhitis: Herba patikan kebo segar yang belum berbunga 10 g; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.
Sakit tenggorokan: Patikan kebo yang belum berbunga 10 tanaman; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Untuk berkumur 1 kali sehari 100 ml; bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat; sebagian dapat ditelan

PATIKAN CINA
Nama latin: Eupherbia prostata Ait
Nama daerah: Patikan gelang pasir; Kameniran; Kimules
Deskripsi tanaman: Terna, tegak atau merayap. Batang dan daun berwarna hijau dan kemerahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah. Daun bersirip genap berhadapan, bentuk bulat telur, bau wangi. Bunga berwarna merah muda
Habitat: Tumbuh liar pada dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Glikosida; Samponin; Apigenin; Tarakserol; Tirukalol; Tanin; Euforbin; Kuersetin
Khasiat: Antiinflamasi; Diuretik; Antipiretik ; Thymifoliae Herba
Resep tradisional:
Disentri basiler: Herba patikan cina segar 1 genggam; Herba meniran 2 tanaman; Rimpang temu laeak 7 keping; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Dubur keluar: Herba patikan cina 6 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

PANDAN WANGI
Nama latin: Pandanus amaryllifolius Linn
Nama daerah: Pandan harum; Pandan rampe; Pandan room; Pandan rum
Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak. Daun berbentuk pita, panjangnya sampai 8 cm, berbau wangi. Berakar gantung, dengan akar tinggal dan akar gantungnya, tumbuh menjalar, hingga dalam waktu singkat akan merupakan rumpun yang lebat.
Habitat: Tumbuh liar ditepi sungai, rawa, dan tempat tempat lain yang tanahnya lembab sampai setinggi 500 m dpl.

Kembali ke Daftar Isi

Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloida; Saponin; Flavonoida; Tanin; Polifenol; Zat warna
Khasiat: Sedatif; Stomakik; Tonik
Nama simplesia: Pandanuseae Folium
Resep tradisional: Lemah syaraf
Daun pandan 5 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore

PACING
Nama latin: Costus speciosus J. Sm.
Nama daerah: Pacing tawar; Setawar; Sitawar; Poncang-pancing; Tawar-tawar; Tabar-tabar
Deskripsi tanaman: Herba tegak, 0,5-1,5 m. Daun pacing nyaris tak bertangkai, kalaupun ada hanya 1,5 cm panjangnya, berlidah pendek. Helaian daun berbentuk mata tombak, ukuran 9-37 kali 3-10 cm. Bunga duduk berbentuk terminal rapat, berwarna merah muda atau putih. Daun pelindung memanjang runcing berdiri tempel. Kelopak tidak rontok, serupa tulang segitiga, mahkota membentuk tabung 1×0,5 cm. Tajuk bulat telur, ujung runcing pendek. Buahnya bersegi tiga merupakan buah kotak berwarna merah dengan biji.
Habitat: Tumbuh liar di hutan, di ladang dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab. Ada juga ditanam di halaman sebagai tanaman hias.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Diosgenin; Dioscin; Gracilin; Sitosserol; Methyl tritri acontanoate; 8 hydroxy triacontan-25-one,5 alfa-stigmast-9(11)-en-3-beta-01,24-hydroxyaontan-26-one; 24 hydroxyacontan-27-one
Khasiat: Diuretik; Antipiretik; Antipruritik
Nama simplesia: Costi Rhizoma
Resep tradisional:
Kontrasepsi (KB): Rimpang pacing 10 g; Buah pace 1 buah; Air 3 gelas, Semua bahan direbus sampai mendidih lalu sisakan airnya 1 gelas kemudian disaring setelah dingin diminum, Minumlah setiap hari setelah menstruasi selama 10 hari dengan cara berturut-turut.
Busung air: Rimpang pacing 12 g; Herba kumis kucing 7 g; Air 130 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Eksem: Rimpang pacing segar secukupnya; Rimpang kunyit 1 buah; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Borehkan pada bagian kulit yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

PACAR AIR
Nama latin: Impatiens balsamina L.
Nama daerah: Gembong; Pacar banyu; Pacar toyo; Paru inai; Bunga tabo; Laka kecil; Bunga jawelu
Deskripsi tanaman: Herba tegak, batangnya berair, tinggi 0,3-0,8 m. Daun berbentuk mata tombak, sampai pangkal bergerigi tajam, ukuran 6-15 kali 2-3 cm. Bunga bertangkai terdiri atas 1-3 buah, kelopak samping 2 mm berbentuk corong miring menyerupai taji sepanjang 20 mm. Bermahkota 5 lembar, 4 berbentuk jantung terbalik berkuku dan yang kelima lepas. Buah berbentuk elips, pecah menurut ruang secara tiba-tiba
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Biji ; Bunga ; Daun.
Kandungan kimia: Minyak lemak; Ikatan naftokinon; Lawsoue.
Khasiat: Antirematik; Emenagog.
Nama simplesia: Impatiens balsaminae Semen, Impatiens balsaminae Flos
Resep tradisional:
Haid tidak teratur: Bunga pacar air segar 6 g; Rimpang temu putih 6 g; Daun jung rahab 4 g; Air 115 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kanker: Biji pacar air 4 g; Daun tapak dara 4 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

SRIGADING
Nama latin: Nyctanthes arbor tritis Linn.
Nama daerah: Sari gading; Suruh gading; Sirih gading; Kembang Pengantin
Deskripsi tanaman: Srigading tumbuhan asli India, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tumbuh liar di semak-semak atau pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip, panjang 4 – 11 cm, lebar 2 – 8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong, berambut, panjang ± 7 mm, tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3 – 5, putih, mekar waktu malam hari dan berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5 m, cokelat. Biji keras, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di ladang pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl.
Bagian tanaman: Bunga ; Daun
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Alkaloid niktantina; Manit; Safron; Asam tanat; Metil salisilat; Resin; Gula
Khasiat: Emenagog; Ekspektoran
Nama simplesia: Nyctanthi Flos
Resep tradisional:
Demam: Bunga (daun)Sri gading 7 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

SOSOR BEBEK
Nama latin: Kalanchoe pinnata (Lamk.)Pers
Nama daerah: Cocor bebek; Ceker bebek; Suru bebek; Daun sejuk; Kicongcorang
Deskripsi tanaman: Semak semusim, batang segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Daun tunggal, tebal, bentuk lonjong, tepi bergerigi, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah. Buah kotak, warna ungu bernoda putih
Habitat: Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Briofilin; Lendir; Magnesium malat; Damar
Khasiat: Antipiretik; Diuretik; Ekspektoran; Antibakteri
Nama simplesia: Kalanchoe pinnatae Folium
Resep tradisional:
Demam: Daun sosor bebek secukupnya, Dipotong-potong, Ditempelkan pada perut.
Luka: daun sosor bebek secukupnya; Air sedikit, Diparut dan ditambah air sedikit, Dibobokkan pada luka; diperbaharui setiap 3 jam

SIRIH
(Piper betle L.)
Famili: Piperaceae ; Chavica auriculata Miq.; C. betle Miq.
Indonesia: Sirih / Seureuh
English: Kind of plant, betel vine

Uraian tanaman: Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 – 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
Kandungan & Manfaat:
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Kegunaan:
1. Batuk
2. Sariawan
3. Bronchitis
4. Jerawat
5. Keputihan
6. Sakit gigi karena berlubang (daunnya)
7. Demam berdarah
8. Bau mulut
9. Haid tidak teratur
10. Asma
11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12 Gusi bengkak (getahnya)
Pemakaian Luar:
1. Eksim
2. Luka bakar
3. Koreng (pyodermi)
4. Kurap kaki
5. Bisul
6. Mimisan
7. Sakit mata
8. Perdarahan gusi
9. Mengurangi produksi ASI
10. Menghilangkan gatal

Keterangan: Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam Iubang hidung.

Kembali ke Daftar Isi

SIDAGURI
(Sida rhombifolia L.)
Famili: Malvaceae
Sidaguri (Sida rhombifolia Linn atau Sida retusa Linn.) Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1–1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8–10 kendaga, diameter 6–7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Bagian yang digunakan sebagai obat adalah akar, daun dan bunga, tapi lebih sering akarnya. Sidaguri digunakan sebagai obat untuk sakit gigi, mulas, gatal, kudis, cacing kerawit dan sengatan lebah.
Daerah: Saliguri, Kahindu.
Asing: Sida hemp, Yellow barleria atau walis-walisan
Sifat Kimiawi: Daun – alkoloid, calsium oksalat, tanin, saponin, phenol, asam amino, minyak terbang. Zat phlegmatic untuk expectorant dan lubricant. Batang – Calsium oksalat dan tanin. Akar – alkoloid, steroid dan efedrine.
Efek Farmakologis: Tanaman – manis, pedas dan sejuk. Masuk meridien jantung, hati, paru, usus besar dan kecil. Anti radang (anti inflamasi), peluruh kencing (diuretik) dan menghilangkan sakit (analgetik). Akar – manis tawar, sejuk.
Cara budidaya: Dengan biji atau stek, pemeliharaannya mudah. Semak, batang berkayu, bulat, warna putih kehijauan. Daun tunggal, berseling, bentuk jantung, ujung bertoreh, berbulu rapat, warna hijau. Bunga tunggal, bulat telur, di ketiak daun, mahkota bunga berwarna kuning. Buah batu, buah muda berwama hijau, buah tua berwarna hitam.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Perut mulas: Akar dan jahe dikunyah dan ditelan airnya.
2. Rhematik: Seluruh tumbuhan termasuk akar sebanyak 60 gr kering, digodok dan diminum.
3. Asam urat tinggi: Lima batang akar, cuci, potong kecil dan rebus dengan 2 gls air sampai mendidih, tuang kegelas berikut akar dan tutup semalaman, esoknya diminum sebelum sarapan. rebus sekali lagi untuk sorenya.
4. Cacing Kremi: Daun 1/5 genggam dicuci dan digiling halus, tambah ¾ cangkir air matang dan sedikit garam, peras dan minum 2x sehari.
5. Sakit gigi: Akar dikunyah.
6. Sengatan lebah: Bunga dilumatkan dan tempel.
7. Asma: Akar 60 gr ditambah 30 gr gula pasir, godok dan airnya diminum.

RAMUAN DAN TAKARAN
Cacing Keremi Ramuan:
Daun Sidaguri 9 helai, Bunga Sidaguri 3 kuntum, Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.
Disentri Ramuan: Herba Sidaguri 5 gram, Herba daun Sendok 4 gram, Air 110 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.
Disengat Lebah: Gosokkan bunga Sidaguri pada tempat yang disengat.
Ketombe dan Kurap
Ramuan: Daun Sidaguri (senbuk) 1 sendok makan, Minyak Kelapa 100 ml
Cara pembuatan: Dididihkan sebentar kemudian dienaptuangkan.
Cara pemakaian: Digosokkan pada kulit kepala.
CATATAN: Wanita hamil dilarang minum.

Kembali ke Daftar Isi

SERAI
Nama latin: Andropogon nardus Linn.
Nama daerah: Sereh; Sereh seri; Sorani
Deskripsi tanaman: Semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor. Daun tunggal, bentuk lanseet, berpelepah, pangkal pelepah memeluk batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, karangan bunga berseludang, warna bunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih, warna putih kekuningan.
Habitat: Tumbuh liar di tepi sungai atau tempat ynag cukup air, cukup sinar matahari pada dataran rendah 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan eugenolmetileter)
Khasiat: Antiinflamasi; Diaforetik; Stomakik; Emenagog; Analgesik
Nama simplesia: Andropogonae Herba
Resep tradisional:
Rematik: Akar serai 15 g, Diambil minyaknya, Oleskan pada tempat yang nyeri pada pagi dan sore hari.
Haid tidak teratur: Akar serabut 7 g; Daun muda 12 g; Air 110 ml, Rebus hingga mendidih, Diminum pagi dan sore.

Kembali ke Daftar Isi

SENGGUGU
(Clerodendrum serratum (L.) Moon) Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 – 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 – 30 cm, lebar 4 – 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6 – 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji.
Famili: Verbenaceae
Nama lain: Singgugu (Sunda). srigunggu, sagunggu (Jawa).; Kertase, pinggir tosek (Madura). senggugu (Melayu).; Sinar baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (Lampung),; San tai hong hua (China).;
Sifat Kimiawi: Daun: mengandung kalium, sedikit Natrium dan Alkoloid ; Kulit Akar: glikosida fenol ; Kulit Batang: senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam quertaroat dan asam serratogerat ; Kulit akar: Glikosida fenol, manitol dan sitosterol. Efek Farmakologis: Sifatnya pahit, pedas dan sejuk serta menghilangkan rasa sakit.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun, kulit batang dan bunga.
Cara Budidaya: Dengan cara stek.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Tulang patah, Luka terpukul, digigit ular, bisul: Tanaman ditumbuk lumat lalu tempelkan ke yang luka
Borok berair, Rematik: daun segar ditumbuk lalu digodok dan direndamkan ke bagian yang sakit
Perut busung, Cacingan: Daun diseduh dangan temulawak dan garam lalu diminum
Asma, bronchitis, Susah kencing: Minum seduhan akarnya.
Malaria, Memulihkan tenaga sehabis melahirkan, Menjernihkan suara.

Kembali ke Daftar Isi

SEMBUNG
Nama latin: Blumea balsamifera (L.)DC
Nama daerah: Sembung legi; Sembung utan; Sembung Gantung; Sembung mingsa; Kamandhin
Deskripsi tanaman: Pohon, tinggi lebih kurang 2 m, batang tegak, bagian atas berbulu, bau aromatis, warna hijau kotor. Daun tunggal, tersebar, helai daun lonjong, pangkal dan ujung meruncing, tepi bergerigi, berbulu. Perbungaan bentuk tandan, tumbuh diketiak daun dan ujung batang, mahkota berwarna putih kekuningan. Buah kotak, bentuk silindris, berambut warna putih kecokelatan. Biji pipih, warna putih.
Habitat: Tumbuh pada daerah cukup cahaya, tidak terlalu kering, tersebar di pulau Jawa mulai dataran rendah sampai 2000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar
Kandungan kimia: Minyak atsiri (sineol, borneol, kamfer); Glikosida; Flavanol; Tanin
Khasiat: Diaforetik; Ekspetoran; Diuretik; Antirematik
Nama simplesia: Blumeae Folium
Resep tradisional:
Meningkatkan empedu: Daun sembung 4 helai; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Selesma: Daun sembung 5 helai; Daun sembukan 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml; apabila dipipis diminum 2 kali sehari; tiap kali minum ¼ cangkir.
Demam: Daun sembung secukupnya; Air 1 panci, Direbus sampai mendidih, Basahi handuk kecil dengan ramuan tersebut; kemudian digunakan untuk membasuh badan; muka; kaki; dan tangan

SEMBUKAN
Nama latin: Paederia foetida L.
Nama daerah: Daun kentut; Kahitutan; Kasembukan; Bintaos; Gumi siki
Deskripsi tanaman: Semak semusim, membelit, batang masif beruas, berakar, dari buku-buku tumbuh akar, warna cokelat. Daun tunggal, berhadapan, bulat telur, berbulu. Perbungaan bentuk malai, mahkota putih. Buah batu, warna kuning
Habitat: Tumbuh liar di pagar dan tebing sungai pada ketinggian 1-1000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloid indol; Paederina; Asperulosina; Paederosida; Skandosida; Desasetilasperulosida
Khasiat: Antiinflamasi; Stomakik; Antirematik; Diuretik; Karminatif
Nama simplesia: Paederiae Folium
Resep tradisional:
Maag: Daun sembukan segar 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir
Perut kembung: Daun sembukan segar 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir
Herpes: Daun sembukan segar 1 genggam; Daun lampes 1 genggam; Air sedikit, Dipipis, Diborehkan pada kulit yang sakit.

Kembali ke Daftar Isi

SEMANGGI
Nama latin: Hydrocotyle sibthorpiodes Lamk.
Nama daerah: Daun asam kecil; Calincing; Mala-mala; Cembicenan
Deskripsi tanaman: Semak menjalar atau merayap, berongga beruas-ruas, ruas yang bersentuhan, dengan tanah keluar akar, warna hijau. Daun bulat, ujung rompang, warna hijau. Bunga kecil keluar di ketiak daun, mahkota bentuk corong, warna kuning keputihan. Buah buni, lonjong, buah muda berwarna hijau, dan buah tua berwarna hitam
Habitat: Tumbuh pada tempat yang terkena sinar matahari atau agak rindang pada dataran rendah hingga ketinggian 3000 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Saponin; Zat samak
Khasiat: Antiinflamasi; Diuretik
Nama simplesia: Hydrocotyle sibthorpioidi Herba
Resep tradisional:
Batuk: Herba semanggi gunung segar 25 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Asma: Daun semanggi secukupnya; Air secukupnya, Dimasak, Dimakan sebagai sayuran.

Kembali ke Daftar Isi

SELEDRI
Nama latin: Apium graveolens L
Nama daerah: Sledri; Seladri; Sadri; Sederi; Seleri; Seldri; Daun sop
Deskripsi tanaman: Daunnya berpangkal pada batang dekat tanah, berbentuk lekuk tangan, baunya agak sedap.
Habitat: Banyak ditanam di sawah dan di ladang yang tanahnya agak lembab di daerah pegunungan.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan ;Biji
Kandungan kimia: Asparagin; Manit; Zat pati; Lendir; Pentosan; Glutamina; Tirosin; Flavon glukosida; Vitamin; Kolin; Linase; Zat pahit; Minyak atsiri
Khasiat: Stomakik; Diuretik; Antispasmodik
Nama simplesia: Apii Herba
Resep tradisional:
Asam urat: Biji seledri 2 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Reumatik: Bonggol seledri (potong tipis-tipis)2 buah; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml.
Tekanan darah tinggi: Herba seledri segar 250 g; air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Kembali ke Daftar Isi

SANGITAN
(Sambucus javanica Reinw.) Famili: Caprifoliaceae
Daerah: Abur (Aceh), babalat (bengkulu), Brobos kebo (jawa), kerak nasi (sunda)
Asing: Shuo diao, pa-so ma (Cina)
Sifat Kimiawi: Mengandung minyak atsiri, cyanogenic glucoside, ursolic acid, KNO, B-sitosterol, A-amyrin palmitate, tanin. Buahnya mengandung saponin dan flavonoida.
Efek Farmakologis: Rasanya manis sedikit pahit dan sifatnya hangat. Herba ini masuk meridien hati dan berkhasiat sebagai peluruh kencing, menghilangkan bengkak dan nyeri serta melancarkan sirkulasi. Akarnya berkhasiat meredakan kolik dan menghilangkan pembengkakan. Buah berkhasiat peluruh kencing, pembersih darah, pencahar dan perangsang muntah.
Cara Budidaya: biasanya dengan setek atau bijinya.
Bagian tanaman yang digunakan: Akar, herba serta bunga yang dijemur sampai kering bila akan disimpan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri: cuci 30-60 g herba sangitan berikut akarnya, lalu potong seperlunya, rebus dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, saring setelah dingin dan minum sekaligus dipagi hari.
2. Rhematik, sakit pinggang, bengkak akibat terpukul: rebus 15-30 gr tumbuhan sangitan kering dalam 3 gls air sampai tersisa 1 gls, setelah dingin disaring dan gunakan untuk 2 kali minum, pagi dan sore, air ini bagus juga untuk kompres bagian yang bengkak.
3. Rubela: seluruh tumbuhan secukupnya dibersihkan dan dipotong lalu direbus dengan 3-5 ltr air sampai mendidih lalu hangat-hangat digunakan untuk mandi.
4. Sakit Kuning: cuci akar kering 30-50 gr atau 90 gr akar basah lalu potong seperlunya, tambahkan daging sapi sama banyak lalu di Tim, setelah dingin air diminum dan dagingnya dimakan.
5. Bengkak akibat terpukul, patah tulang: cuci 20 gr akar kering, potong dan tambahkan 400 cc air putih dan 2 sloki arak putih, rebus sampai airnya tinggal setengahnya. Tambahkan gula pasir 30 gr dan diaduk rata, setelah dingin saring dan airnya diminum untuk 2 x minum pagi dan sore.

Kembali ke Daftar Isi

SAMBILOTO
Nama latin: Andrographis paniculata
Sinonim: = Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.
Familia: Acanthaceae
Nama daerah: Ki Oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;
Deskripsi tanaman: Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat: 1 m – 700 m di atas permukaan laut
Curah hujan tahunan: 2.000 mm – 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan – 7 bulan · Suhu udara: 250 C – 320 C · Kelembapan: sedang · Penyinaran: sedang b. Tanah · Tekstur: berpasir · Drainase: baik · Kedalaman air tanah: 200 cm – 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran: di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH): 5,5 – 6,5 · Kesuburan: sedang – tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Andrografin; Andrografoloid; Panikulin
Khasiat: Antiinflamasi; Antipiretik; Analgesik; Diuretik; Stomakik; Antibengkak
Nama simplesia: Andrographidis Herba
Resep tradisional:
Gatal-gatal: Daun sambiloto 1 g; Jahe 1 g; Ngokilo 1 g; Akar wangi 1 g, Semua bahan ditumbuk halus seperti bubuk, Diminum 3x sehari.
Kudis: Daun sambiloto segar 1 genggam; Belerang sedikit, Campuran ditumbuk hingga halus sampai rata, Dilumurkan pada kulit yang sakit; dan lakukan setiap hari hingga sembuh.
Demam digigit serangga atau binatang berbisa: Daun sambiloto 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir; ampas dioleskan pada tempat gigitan.
Kencing manis: Daun sambilata 25 helai; Daun kumis kucing 25 helai; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Radang usus buntu: Daun sambiloto; Air Secukupnya, Dipipis atau diseduh , Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir; apabila ramuan dibuat seduhan maka diminum 1 kali sehari 100 ml.
Tifus: Daun sambiloto 17 helai; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.
Kaki bengkak: Daun sambiloto; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diparamkan pada kaki setiap pagi dan sore.

Kembali ke Daftar Isi

SAMBUNG NYAWA
(Gynura Procumbens Back)
Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 – 12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus.
Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 – 1 cm. Lebar 0,6 – 1,7 cm, gundul, ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 – 1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4 – 5 mm, coklat.
Daun mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari – Desember. Di Jawa perbungaan jarang ditemukan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 – 1200 m dpl, terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput . Secara kultur jaringan, eksplan yang terbaik untuk penumbuhan kalus G. procumbens adalah tangkai daun yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk penumbuhan kalus adalah media RTK yaitu media RT dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi pupuk N dan P memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan hasil produksinya. Pemakaian BA 1 – 4 mg/l memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.
Famili: Compositae
Efek Farmakologis: Bersifat dingin, netral, anti neoplastik, menurunkan tekanan darah.
Cara Budidaya: Dengan stek dan sedikit terlindung tempatnya.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Maag: Daun mentah dilalap secara teratur.
Kena bisa ulat dan semut hitam: Daun mentah segar 1 lembar digosok kebagian yang kena ulat samapi keluar air/getahnya lakukan 2 jam sekali.
Kolesterol tinggi: Daun mentah 3 lembar dicuci dan dijadikan lalapan, bisa juga di juice, lakukan secara teratur.
Ambeien, Lever, Tumor: Seperti Kalecterol.
Diabetes melitus: Seperti kolesterol.
Radang pita tenggorok, sinusitis: Sama seperti Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi: Seperti kolesterol tetapi daunnya 4 lembar.

Kembali ke Daftar Isi

SAMBANG DARAH
Nama daerah: Remek daging
Deskripsi tanaman: Perdu, batang berkayu, percabangan menggarpu, bergetah, warna hijau kecoklatan. Daun tunggal, bulat telur, sampai lanset, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna ungu sampai coklat. Perbungaan tumbuh di ketiak daun dan di ujung batang. Buah kotak, bulat, berwarna merah.
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah sebagai tanaman hias pada ketinggian 1-900 m dpl.
Bagian tanaman: Daun
Kandungan kimia: Flavonoid; Saponin; Tanin
Khasiat: Emenagog
Nama simplesia: Ez coecariae folium
Resep tradisional:
Pendarahan: Daun sambang darah 9 helai; Garam sedikit; Air secukupnya, Dipipis atau diseduh, Diminum 1 kali sehari ¼ cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

SAGA

Nama latin: Abrus precatorius Linn
Nama daerah: Saga manis; Sogo telik; Si manis; Sagacai; Saga areuy; Piling-piling
Deskripsi tanaman: Perdu, merambat dan membelit, batang berkayu bercabang, batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hijau kecokelatan. Daun majemuk, berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun bulat telur, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan. Buah polong. Biji bulat telur, warna merah bernoda hitam
Habitat: Tumbuh liar di semak belukar dan sebagai tanaman pekarangan pada ketinggian 250-900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar; Daun; Biji
Kandungan kimia: Glisirhizin; Prekatorina; Abrin; Trigonelina; Kholina; Zat beracun toksalbumin glikosida; Hemoglutinin; Zat racun abrulin
Khasiat: Antiinflamasi; Diuretik; Antitusif; Parasitisida
Nama simplesia: Abri Folium
Resep tradisional:
Batuk: Daun saga 1 genggam; Buah adas 5 butir; Kayu pulasari ½ jari tangan; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih , Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Sariawan: Daun Saga 2 g; Daun Pegagan 2 g; Rasuk angin 1 g; Kulit kayu turi ½ jari tangan; Akar manis 1 jari tangan; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih , Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Wasir: Daun saga 1 genggam; Herba Pegagan 1 genggam; Daun Patikan Cina (serbuk)1 sendok teh; Akar Kelembak (serbuk)1/2 sendok teh; Rimpang temu lawak 7 keping; Air 110 ml , Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kembali ke Daftar Isi

TERATAI
(Nelumbium nelumbo Druce)
Sinonim:
= Nelumbiurn nuciferum, Gaertn. = N. speciosum, Wilid. = Nelumbo nucifera, Gaertn. = Nyrnphaea nelumbo, Linn
Familia: Nymphaeaceae
Nama Lokal:
Padma, seroia, terate, tarate, taratai besar.;
Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak. Rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari.
Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai.Komposisi:

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga):
Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa.
KANDUNGAN KIMIA: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

Penyakit Yang Dapat Diobati:
Diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi;

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.

KEGUNAAN:
Biji:
- Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).
- Diare karena badan lernah, radang usus kronis (enteritis kronis).
Disentri.
- Muntah-muntah.
- Keputihan, perdarahan pada wanita.
- Mimpi basah (spermatorrhea).
- Susah tidur, banyak mimpi.
- Kencing terasa sakit dan keruh.
- lesu tidak bersemangat (neurasthenia).
- Kanker nasopharynx.

Tunas biji teratai:
- Demam, rasa haus.
- Jantung berdebar, gelisah.
- Muntah darah.
- Ejakulasi dini.
- Mata merah dan bengkak.
- Susah tidur (insomnia).
- Darah tinggi (hipertensi).

Banang sari:
- keluar sperma malam hari (sperrnatorrhea).
- Keputihan (leucorrhea).
- Perdarahan seperti muntah darah, disentri.
- sering kencing.
- Tidak dapat menahan kencing (enuresis).

Remptacle:
- Perdarahan kandungan yang berlebihan.
- Darah haid berlebihan.
- Perdarahan sewaktu hamil.
- Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan.
- Sakit perut bawah akibat sumbatan darah.
- Berak darah, kencing darah.
- Wasir, koreng basah.

Rimpang:
- Demam, rasa haus.
- Batuk darah, muntah darah, mimisan.
- Berak darah, kencing darah. Tekanan darah tinggi.
- Sakit jantung.
- Gangguan lambung.
- Kurang darah (anemia).
- Gangguan pada mati haid (menopause).
- Neurosis.

Akar:
- Muntah darah, mimisan.
- Kencing panas dan merah.
- Batuk darah, berak darah.

Daun:
- Pingsan karena hawa panas (heat stroke).
- Diare karena panas atau lembab.
- Pusing, sakit kepala.
- Beri-beri.
- Perdarahan seperti mimisan, muntah darah, berak darah.
- Perdarahan pada wanita.

Dasar daun:
- Disentri berdarah, diare.
- Bayi dalam kandungan tidak tenang.

Batang:
- Heat stroke, pingsan.
- Dada terasa tertekan karena panas atau lembab.
- Diare, muntah.
- Keputihan.

Bunga:
- Terpukul (trauma).
- Perdarahan.
- Radang kulit bernanah (impetigo).

Tepung rimpang:
- Menambah selera makan,
- Badan lemah dan kurang darah.
- Diare.

PEMAKAIAN:
Untuk minum:
Rimpang: 240 g. Direbus atau di juice.
Daun: 5-12 g, rebus.
Tangkai: 3-5 g, rebus.
Bunga. 3-5 g, rebus.
Benang sari: 3-10 g, rebus.
Receptacle: 10-15 g, rebus.
Biji: 5-12 g, rebus.
Tunas biji teratai: 1,5-3 g, rebus.

CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk darah, muntah darah:
Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.

2. Muntah, diare: 50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.

3. Disentri: 50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.

4. Darah tinggi:
a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh.

b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.

5. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever: 100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh.

6. Keluar darah dari hidung (mimisan): Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.

Kembali ke Daftar Isi

TUNJUNG
(Nymphaea lotus L.)
Nama Lokal:
Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (Indonesia); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).;
Tanaman air atau rawa, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai penghias kolam di taman. Asalnya dari Afrika. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi, bagian pangkainya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan berambut pendek yang rapat. Ukuran daun, panjang 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan. Bunga warna putih (white water lily) lebih disukai untuk digunakan dalam pengobatan.Penyakit Yang Dapat Diobati:
Kejang, pingsan, mabuk alkohol, bisul, radang, tumor, borok; Diabetes. TBC paru, menekan fungsi seksual;

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.

KEGUNAAN:
Bunga:
- Kejang pada anak.
- Pingsan karena udara panas (heat stroke).
- Mabuk alkohol.
- Menekan fungsi seksual (anaphrodisiac).
- Penyakit kulit seperti bisul, radang, tumor dan borok.
- Kencing manis (diabetes).

Akar:
- TBC paru.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: Bunga 3-5 kuntum, akar 6-9 g, direbus.

Kembali ke Daftar Isi

TEMULAWAK

( Curcuma xanthorrhiza. Roxb.) Famili: Zingiberaceae
Daerah: Koneng gede, temulabak, temu putih

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roburgh) berasal dari Jawa, Bali dan Maluku dimana di sana tanaman ini masih tumbuh secara sangat subur, seperti di hutan kayu jati. Biasanya dikembangkan di Jawa dan Malaysia, dan tempat-tempat lain (seperti India dan Thailand). Rhizoma digunakan untuk berbagai masalah perut dan hati (penyakit kuning, batu empedu). Rebusan rhizoma digunakan sebagai penyembuhan demam dan sembelit, dan digunakan para wanita untuk mengurangi peradangan rahim setelah melahirkan. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Sifat Kimiawi: Mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfen) dan minyak lemak.

Efek Farmakologis: Sifatnya rasa sedikit pahit, anti sembelit, acnevulgaris, anti-inflamasi dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik, fungstatik dan bakteriostatik. Kandungan adas hitam juga membantu mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air seni.

Bagian tanaman yang digunakan: rimpang segar atau dikeringkan

Cara Budidaya: Anakan yang tumbuh dari rimpang, air yang cukup. Tumbuhan liar berumpun dan bergetah ini, biasanya tumbuh di hutan-hutan maupun ditanam di kebun dengan tinggi sekitar 0,5 sampai 3 m. Daunnya halus berbentuk jarum. Buahnya yang harum panjangnya sekitar 0,5 cm digunakan sebagai obat yang dipadukan dengan kulit kayu pulasari (alyxia reinwardtii Bl.). Bunganya majemuk berbentuk payung berwarna kuning. Orang lnggris menyebut adas fennel dan orang Belanda venkel. Adas ini sering pula disebut adas pedas, berbeda dengan adas untuk bumbu masakan. Adas untuk bumbu masakan biasa disebut “jintan manis” atau “adas manis”, walaupun orang Minang menyebut adas pedas sebagai adeh manih. Adas manis atau jintan manis (Pimpinella anisum L. dari suku Apiaceae juga) oleh orang Inggris disebut anise dan oleh orang Belanda anijs. Jintan manis kadang dipakai sebagai obat. Masih ada adas lain, yaitu adas sowa atau adas obat atau ender (Anethum graveolens L. dari suku Apiaceae juga). Dalam bahasa lnggris adas sowa disebut dill dan dalam bahasa Belanda dilIe.

Kembali ke Daftar Isi

TEMU PUTIH
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.)

NAMA DAERAH: — NAMA ASING: — NAMA SIMPLISIA: Zedoariae Rhizoma; rimpang temu putihUraian:
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm. Waktu berbunga Agustus – Mei. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat, di bawah naungan. Produksi terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan kultur kalus. Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid.

Komposisi:
Rimpang mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari rimpang Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol, Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen furanoid dengan kerangka eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan kurkumenon.’0)

Penyakit Yang Dapat Diobati:
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Minyak atsiri Curcuma zedoaria dapat menghambat pembentukan radang pada tikus putih galur Wistar, pada dosis 800 mg/kg BB. Infusa temu putih berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi. Infusa temu putih sejumlah 0,0 1 mg/ml, 05 1 mg/ml dan 1 mg/ml dapat menekan rembesan enzim GPT ke media suspensi hepatosit tikus terisolasi yang disebabkan oleh hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran dosis 15,75- 126 mg/kg BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina. Perasan rimpang pada dosis 7,87, 1,97; 0,49 mg/kgBB berefek hepatoprotektif dan mempercepat regenerasi sel hepar tikus terangsang karbontetraklorida WC14). Potensi hepatoregeneratif perasan rimpang pada tikus terangsang CCl4 terbesar pada dosis 1,97 mg/kgBB . TOKSISITAS Potensi ketoksikan akut salah satu sediaan serbuk runpang yang beredar di pasaran (LD50 semu) lebih besar dari 2375 mg/kgBB.

KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas

Kembali ke Daftar Isi

TEMU HITAM

Latin: Curcuma Aeruginosa Rosb.
NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).

Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400–750 m dpl. Terna tahunan ini mempunyai tinggi 1–2 m, berbatang -semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2–9 helai.
Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri – kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31–84 cm, lebar 10–18 cm.
Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20–25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun.

Wilayah:
Tanaman liar ini tumbuh di daerah hutan jati, di ladang dan tempat lainnya pada ketinggian 1750 m di atas permukaan laut.

Uraian Tanaman:
Tinggi tanaman ini mencapai 2 m. Daunnya berbentu lonjong. Bunganya berwarna putih atau putih agak kemerahan. Apabila rimpangnya dipotong maka akan terlihat lingkaran berwarna biru.

Komposisi:
Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin, bisdemethyoxykurkumin.

Penyakit Yang Dapat Diobati:
Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat.
Beningan rimpang dapat menekan amplitudo kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro.
Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7–17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11–20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11–25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada sediaan irisan (Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).

Kegunaan:
l. Encok (rimpangnya)
2. Kegemukan badan
3. Cacing gelang / kremi
4. Kudis
5.Koreng
6. Kurang segar sehabis nifas / haid

Kembali ke Daftar Isi

TEMUGIRING

Nama latin: Curcuma heyneana Val.V.Zyp
Nama daerah: Temu reng

Deskripsi tanaman: Semak semusim, batang semu terdiri atas pelepah daun, permukaan licin warna hijau. Daun tunggal, permukaan licin, berpelepah warna hijau. Perbungaan majemuk, mahkota kuning muda
Habitat: Tumbuh liar di pekarangan dan ladang pada tanah lembab dan sedikit cahaya pada dataran rendah sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Zat pati
Khasiat: Antelmintik

Nama simplesia: Curcumae heyneanae Rhizoma
Resep tradisional:
Cacingan: Rimpang temu giring segar 4 g; Air secukupnya, Temu giring diparut kemudian diseduh dengan air mendidih hingga diperoleh 1/4 cangkir, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Bau badan: Rimpang temu giring segar 1/2 jari tangan; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Kegemukan: Rimpang temu giring segar 1/2 jari tangan; Daun kemuning segar 1 genggam; Daun pacar kuku segar 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Kembali ke Daftar Isi

TEMPUYUNG

(Sonchus arvensis L.)
Tempuyung (Sanchus arvensis L.) adalah tanaman yang tumbuh secara pesat pada daerah berketinggian 50-1.650 meter di atas permukaan laut. Akarnya besar dan lurus, tangkainya berbentuk silinder dan mengeluarkan getah, daunnya oval dan rasanya pahit, bunganya kuning, dan buahnya keras, tipis berwarna coklat kekuningan. Penelitian membuktikan bahwa tempuyung mengandung alfa-laktoserol, mannitol, inositol, silica, kalium, flavonoid, dan taraxasterol.

Famili: Asteraceae (Compositae). Ada 4 spesies yang diketemukan di Asia Tenggara, yaitu S.asper(L)Hill ; S.malaianus Miquuel ; S.oleraccus L dan S.arvensis L.
Indonesia: Jombang (Jawa), lalakina, lempung, rayana (Sunda)
Lainnya: Niu she tou (Cina), Lampaka (Filipina), nh(ux)c(us)c (Vietnam)
Ekologi: Penyebaran luas dari S.asper dan S.oleraceus merupakan bukti kehebatan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan. Taman dan tanah subur yang lembab merupakan habitat normalnya. S.asper lebih dapat hidup di tempat yang lebih dingin dan lebih lembab dari S.oleraceus. Tanaman ini tidak memiliki persyaratan tumbuh lainnya.

S.malainus telah diketahui hidup di hutan dan sepanjang jalan di ketinggian 1000 meter di Sumatra dan Jawa. S.arvensis tumbuh di tempat lembab seperti di tanah berlapis dan kanal irigasi sampai dengan ketinggian 3200 meter. )

Komposisi:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Tempuyung rasanya pahit dan dingin.
KANDUNGAN KIMIA: Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN: 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 1988). 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih, Fak. Farmasi UGM, 1991).

Bagian tanaman yang digunakan: Daun dan seluruh tumbuhan

Budi daya: Dengan biji, memerlukan tempat terbuka yang sedikit terlindung sinar matahari.Tanaman ini hidup liar di sawah, di ladang-ladang bertanah lembab dan cukup mendapatkan sinar matahari.

Uraian Tanaman:
Tumbuhan semak imudni tingginya sekitar 2 m. Daunnya berbentuk tombak. Biasanya daun anya di makan sebagai sayuran (lalab / celur). Bunganya berbentuk bongkol berwarna putih kekuningan dan mudah diterbangkan angin. Buahnya berwarna merah tua.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN: Daun atau seluruh tumbuhan.

INDIKASI:
Tempuyung dapat mengatasi:
- batu saluran kencing dan batu empedu,
- radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis),
- disentri,
- wasir,
- beser mani (spermatorea),
- darah tinggi (hipertensi),
- pendengaran berkurang (tuli),
- rematik gout, memar, dan
- bisul, luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:
Daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15 – 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau diperas dan airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.

CONTOH PEMAKAIAN:
1. Radang payudara
Tumbuhan tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, laludiminum sekaligus. Lakukan 2 – 3 kali sehari.

2. Bisul
Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.

3. Darah tinggi, kandung kencing dan kandung empedu berbatu
Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu diasapkan sebentar. Makan sebagai lalap bersama makan nasi. Lakukan 3 kali sehari.

4. Kencing batu
a. Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih sampai tersisa 150 cc. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Habiskan dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

b. Daun tempuyung, daun avokad (Persea americana), daun sawi tanah (Nasturtium montanum), seluruhnya bahan segar sebanyak 5 lembar, dan 2 jari gula enau dicuci bersih lalu direbus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring. Air yang terkumpul diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

c. Daun tempuyung dan daun keji beling (Strobilanthes crispus) segar masing-masing 5 lembar, jagung muda 6 buah, dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4-nya. Setelah dingin disaring, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

5. Pendengaran berkurang (tuli)
Herba tempuyung segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. Giling sampai halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya diteteskan pada telinga yang tuli. Lakukan 3-4 kali sehari.

Kembali ke Daftar Isi

TEMBELEKAN

Nama latin: Lantana camara Linn
Nama daerah: Kembang Satek; Oblo; Puyengan; Waung; Teterepan; Saliyara; Bunga Singapura
Deskripsi tanaman: Perdu, batang berkayu, berduri, bercabang-cabang, batang muda berwarna hijau, setelah tua berwarna putih kotor. Daun tunggal, bentuk bulat telur, tepi bergerigi, berbulu, warna hijau tua. Perbungaan bentuk bulir. Buah buni, bulat tangkai berbulu, buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna hitam.

Habitat: Tumbuh liar pada tanah yang lembab dengan sinar matahari yang cukup atau agak ternaung pada dataran rendah sampai ketinggian 1700 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Lantanina; Minyak atsiri; Minyak lemak; Asam lantanilat; Asam lantabetulat

Khasiat: Ekspektorat; Diaforetik; Antispasmodik; Antipiretik; Analgesik; Hemostatik

Nama simplesia: Camarae Herba

Kembali ke Daftar Isi

TAPAK LIMAN
(Elephantopus scanber)
Famili: Compositae
Tapak liman (Indonesia), Tutup bumi (Sumatera); Balagaduk, jukut cancang, tapak liman (Sunda),; Tampak liman, tapak tangan, talpak tana (Madura),; Ku di dan (China).;
Asing: Prickly-leaved Elephants Foot

Wilayah: Tapak liman berasal dari Amerika tropis, kini ditemukan di banyak negara Asia, (contohnya Cina), dan di Polynesia. Di Indonesia tumbuhan ini tumbuh di atas dataran rumput, di pinggir jalan, tanggul dan di pinggir hutan pada ketinggian 1200 m dari permukaan laut. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar yang besar, tinggi 10 cm – 80 cm, batang kaku berambut panjang dan rapat, bercabang dan beralur. Daun tunggal berkumpul di bawah membentuk roset, berbulu, bentuk daun jorong, bundar telur memanjang, tepi melekuk dan bergerigi tumpul. Panjang daun 10 cm – 18 cm, lebar 3 cm – 5 cm. Daun pada percabangan jarang dan kecil, dengan panjang 3 cm – 9 cm, lebar 1 cm – 3 cm. Bunga bentuk bonggol, banyak, warna ungu. Buah berupa buah longkah. Masih satu marga tetapi dari jenis lain, yaitu Elephantopus tomentosa L., mempunyai bunga wama putih, bentuk daun bulat telur agak licin, mempunyai efek therapy yang sama, tapi khasiat penurun panas dan anti radang kurang poten. Lebih sering digunakan pada rheumatic dan anti kanker.

Uraian Tanaman:
Tapak liman merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang pendek; bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar sekitar 4-35 x 2-7cm. Bunganya berwarna merah-ungu, terbagi menjadi lima bagian dan mulai muncul sekitar bulan April sampai Oktober. Bunganya mekar antara Jam 13-14 siang, dimana bunganya siap untuk dibuahi oIeh serangga, dan sekitar jam 16 bunga telah tertutup kembali.Bunganya berwarna ungu dan tumbuh dari jantung daun. Pada tumbuhan ini terjadi pembuahan dini. Akar pada tanaman ini besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat.

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS, Rasa pahit, pedas, sejuk. Penurun panas, Antibiotik, anti radang, peluruh air seni, menghilangkan pembengkakan, menetralkan racun. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Epifriedelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin, Bunga: Luteolin-7-glucoside.

Kembali ke Daftar Isi

TAPAK DARA
Latin: Catharanthus roseus, (L) G. Don. / Lochnera rosea, (L) Rohb./ Vinca rosea, Linn.
Famili: Apocynaceae
Daerah: Tapakdara / Kembang Sari Cina
Asing: Perwinkle , Malaysia: Kemiting Cina / Rumput Jalang
Daerah asal tumbuhan: Amerika Tengah

Pengenalan spesifikasi tumbuhan:
Biasanya tanaman semak ini sering tumbuh liar dan dipelihara sebagai tanaman hias. Tumbuhan semak tegak ini tingginya sekitar 100 cm, dan tumbuh subur di padang atau pedesaan beriklim tropis. Ada pun yang banyak dipakai sebagai obat adalah tapak dara yang tajuknya putih. Tapakdara memiliki rumah biji berbentuk silindris yang menggantung pada batang. Penyebaran tanaman ini dengan biji. Batangnya berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang dan berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunga tapak dara mirip terompet dengan permukaan berbulu halus, ada yang tajuknya berwarna putih dan ada yang berwarna merah keunguan.

Kandungan kimia & Manfaat:
Pada akar, batang, daun hingga bunga Tapakdara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain Zat alkaloida (vinkristin, vinblastin, vinleurosin dan vinrosidin). Zat vindolin yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah dan dipakai sebagai obat penenang. Kandungan zat vinblastin dan vincristine yang terdapat pada tanaman tapak dara bermanfaat sebagai anti kanker.

Khasiat dan Manfaat untuk pengobatan:
1. Diabetes mellitus (sakit gula / kencing manis)
2. Hipertensi
3. Leukemia
4. Asma dan bronkhitis
5. Demam
6. Batu Ginjal
7. Anemia
8. Bisul, borok
9. Luka bakar

Kembali ke Daftar Isi

TANDUK RUSA
(Paltycerium coronarium, (Kuning), Desv.)
Sinonim:
=Paltycerium bifurcatum. =P. andidum.
Familia:
Polypodiaceae
Nama Lokal:
Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (Indonesia); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda);

Tanduk Rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi inangnya. Atau mempunyai sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian daerah disebut simbar menjangan selain permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar rimpangnya.

Komposisi:
KANDUNGAN KIMIA: Kandungan Kimia yang terdapat pada Tanduk rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) belum diperoleh hasil penelitian yang jelas.

Penyakit Yang Dapat Diobati:
Demam, Radang rahim luar, Haid tidak teratur, Bisul, Abses;

1. Demam
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam.
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

2. Radang Rahim luar
Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih secukupnya Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak kayu putih secukupnya, dan diaduk. Cara menggunakan: ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut dengan kain stagen.

3. Haid tidak teratur
Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa. Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya. Cara menggunakan: diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan (haid).

4. Bisul
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih. Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress bagian bisul.

5. Abses
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adas pulawaras secukupnya. Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus. Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress bagian bisul.

Kembali ke Daftar Isi

TAHI KOTOK
(Tagetes erecta L.)
Familia: Compositae (Asteraceac)
Nama Lokal:
Ades, Afrikaantjes; Wan shou ju (China).;

Uraian:
Herba tahunan, tegak, tinggi 60 – 70 cm. Ditanam pada halaman rumah dan taman-taman sebagai tanaman hias, Lebih menyukai tempat tempat yang terkena sinar matahari, dan lembab. Bunga berbentuk bonggol (flower head), yang dikelilingi daun pelindung. Warna bunga kuning atau orange.

Komposisi:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, bau khas, sejuk. Anti radang, mengencerkan dahak, obat batuk. KANDUNGAN KIMIA: Bunga mengandung Tagetiin 0,1 %, terthienyl, helenian 0,74 %, flavoxanthin.

Penyakit Yang Dapat Diobati:
Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).; Batuk, Bronkhitis, Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi,; Kejang pada anak-anak;

BAGIAN YANG DIPAKAI: Bunga, kering.

KEGUNAAN:
1. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).
2. Batuk seratus hari (Pertussis), radang saluran nafas (Bronchitis).
3. Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada
anak-anak.

PEMAKAIAN: 5 – 15 gr bunga kering, direbus.

PEMAKAIAN LUAR: Bunga direbus untuk cuci, atau:

1. Gondongan (Parotitis), pembengkakan payudara (mastitis): Lumatkan bunga, campur . dengan cuka, sebagai tapal pada tempat yang sakit.

2. Radang kulit bernanah (Pyodermi): Lumatkan akar dan daun segar, sebagai tapal di tempat kelainan.

CARA PEMAKAIAN:
1. Batuk seratus hari (Pertusis): 15 bunga Tagetes erecta + gula enau, direbus.
2. Sakit gigi, sakit mata: 15 gr bunga tagetes erecta, rebus.

Kembali ke Daftar Isi

VIOLCES
Nama latin: Viola odorata Linn.
Nama daerah: Atanan; Piolces; Ces-cesan
Deskripsi tanaman: Terna tak berbatang, tahunan dengan rimpang yang diterapi sisa-sisa tangkai daun dan daun penumpu, dan tunas-tunas berdaun dan merambat.
Habitat: Tumbuh di pegunungan dengan penyinaran yang cukup pada dataran ketinggian 900-1300 m dpl.
Bagian tanaman: Daun
Kandungan kimia: Asparagin; Kolin; Polin
Khasiat: Diatoretik; Antiperitik; Diuretik
Nama simplesia: Violaea Folium
Resep tradisional:

Gangguan syaraf
Daun violces secukupnya; Daun leng-lengan secukupnya; Daun seribu secukupnya; Daun Sambang darah secukupnya; Air secukupnya, Semua bahan tersebut dididihkan, lalu setelah dingin disaring dengan kain bersih, Diminun sedikit demi sedikit sampai habis.

Kembali ke Daftar Isi

VALERIANA

Nama latin: Valeriana officinalis L.
Nama daerah: Valeran; Waleri; Whalere
Deskripsi tanaman: Semak tahunan, tinggi lebih kurang 60 cm. Batang tegak, lunak, permukaan licin, warna hijau pucat. Daun majemuk, bentuk helaian daun lonjong, tepi bercangap, ujung dan pangkal meruncing, permukaan berkerut, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan di ujung batang, kelopak hijau muda, mahkota halus warna putih. Buah buni, bentuk lonjong, warna cokelat. Biji bulat kehitaman.

Habitat: Tumbuh pada tanah gembur dengan air cukup pada dataran rendah hingga 120 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang ; Akar
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Alkaloid valeriana; Valerianina; Valepotriat, Valtratum; Didrovatratum; Ionona
Khasiat: Sedatif; Hiptonik; Spasmolitik; Karminatif; Hipotensif

Nama simplesia: Valerianae Radix
Resep tradisional: Lemah syaraf
Akar valerian 30 g; Daun leng-lengan 20 g; Daun seribu 20 g; Daun sambang darah 20 g; Air 500 ml, Ramuan direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali sehari.

Kegunaan: Daunnya digunakan sebagai obat demam, batuk, sariawan, mencret menahun, panas, penyakit cacing dan sebagai perangsang nafsu kelamin. Akarnya bila ditumbuk halus, bisa dijadikan sebagai obat malaria pada anak-anak. Seluruh tumbuhan digunakan untuk mengobati epistaxis (hidung berdarah), sakit kuning, infeksi saluran kencing, cacar air, busung, absces, borok, gigitan ular dan gigitan serangga. (Dari tanamanherbal.wordpress.com dan sumber lainnya)

Untuk melihat jenis-jenis tanaman obat silakan klik tautan ini: Foto-foto tanaman obat Trend Keluarga Sehat Indonesia.